Kotak Kosong Menang, Gerindra dan Jubir JK Saling Sindir

Kotak Kosong Menang, Gerindra dan Jubir JK Saling Sindir
Ilustrasi kotak kosong di Pilkada

Jakarta – Waketum Partai Gerindra Ferry Juliantono dan Juru Bicara Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) saling sindir terkait kemenangan kotak kosong di Pilwalkot Makassar. Awalnya, Ferry menghubungkan kemenangan kotak kosong dengan JK yang memiliki hubungan dekat dengan Munafri Arifuddin (Appi), Cawawali yang kalah melawan kotak kosong.

Menurut hasil hitung cepat sementara, pasangan Munafri Arifuddin-Rachmatika Dewi (Appi-Cicu) kalah melawan kotak kosong ada Pilwalkot Makassar Rabu (27/6) lalu. Ferry menilai kemenangan kotak kosong sebagai bentuk perlawanan rakyat terhadap Appi yang dekat JK.

“Kotak kosong ini gambaran tentang perlawanan rakyat. Karena yang dilawan adalah orang yang punya kekerabatan dengan Pak Jusuf Kalla,” kata Ferry dalam diskusi ‘Pilkada, Kotak Kosong, dan Pilpres’ di Warung Daun, Jl Cikini Raya, Jakarta Pusat, Sabtu (30/6).

Appi-Cicu awalnya memang berhadapan dengan Ramdhan Pomanto alias Danny Pomanto dan Indira Mulyasari (DIAmi). Namun Danny didiskualifikasi oleh MA karena ada pelanggaran birokrasi untuk kepentingan kampanye.

Namun, pasangan Appi-Cicu maju ke Pilwalkot Makassar dengan diusung Partai Gerindra bersama 10 parpol koalisi lainnya. Tanggapi sindiran Ferry, Jubir JK Husain Abdullah pun balik menyindir kegagalan Gerindra sebagai parpol pengusung Appi-Cicu.

“Harusnya, sebagai partai pengusung, Gerindra melakukan evaluasi bagaimana kinerja partainya bersama calon yang diusungnya, dalam hal ini Munafri-Rachmatika Dewi,” ujar Husain dalam pesan singkat kepada detikcom, Sabtu (30/6).

Husain pun menegaskan, meski JK memiliki hubungan kekerabatan dengan Appi, JK sebagai Wapres tetap netral. “Yang berkaitan justru Gerindra sebagai partai pengusung Munafri-Rachmatika, yang menurut hitung cepat dikalahkan oleh kotak kosong,” katanya.

Husain pun mengingatkan bahwa hasil Pilwalkot Makassar menunggu proses rekap KPU. “Lagi pula paslon yang maju pada Pilwali Makassar secara politik tidak berkaitan langsung dengan Pak JK,” tuturnya.

“Ini pelajaran buat banyak partai, termasuk Gerindra, bahwa untuk memenangkan seorang calon, harus kerja lebih keras lagi,” imbuhnya. (dtc/min)