JEMBER (WartaTransparansi.com) – Sebanyak 60 peserta dari 11 Sekolah yang menjadi mitra Palang Merah Indonesia (PMI) Jember mengikuti sosialisasi SPAB (Satuan Pendidikan Aman Bencana/School And Community Resilience Project di ruang pertemuan Kantor PMI Kabupaten Jember, Senin (21/4/2025).
Para peserta terdiri Kepala Sekolah SD, SMP, SMA dan SMK, guru dan Commitee sekolah. Lalu ada Perwakilan Dinas Pendidikan, Kemenag dan BPBD Kabupaten Jember.
Sosialisasi SPAB berlangsung sehari dibuka Sekretaris PMI Jember Zainollah. Hadir dalam kesempatan tersebut delegasi Palang Merah Jepang Teuku Awaludin, Ketua bidang Komunikasi dan Informasi PMI Jawa Timur Turmudzi dan staf PMI Jawa Timur.
“Program SPAB merupakan kerjasama antara PMI Pusat dengan Palang Merah Jepang (JRCS) telah dimulai awal November tahun 2024 lalu untuk masyarakat di pesisir di Kabupaten Jember, kemudian dikembangkan pada lingkungan sekolah dengan harapan para kepala sekolah, guru dan commitee bisa diteruskan ke siswa sehingga mereka lebih mengenal tentang SPAB,” Ungkap Zainollah ketika memberikan sambutan pembukaan.
Program JRCS ini akan berlangsung hingga 2027 dengan biaya sepenuhnya dari Jepang. PMI Jember telah menetapkan di dua tempat yang dipusatkan di Desa Kepanjen Kec Gumukmas dan Desa Puger Kulon dan Puger Wetan Kecamatan Puger.
Sementara itu Delegasi Palang Merah Jepang Teuku Awaludin menyatakan program Sekolah dan Masyarakat Tangguh di Indonesia hanya ada di Sukabumi dan Jember. Penetapan dua kabupaten telah dimulai dengan seleksi sangat panjang dan ketat. Dasarnya adalah data Badan Penanggulangan Bencana Pusat. Setidaknga ada 5 tahap. Yang terakhir JRSC menyodor blanko isian tambahan data kepada lima daerah. Dan ternyata yang memenuhi syarat adalah Jember dan sukabumi.
Kondisi Indonesia dan Jepang kata Awaludin, yang asli Aceh ini, memiliki kemiripan yakni rawan bencana. Hanya saja Jepang sangat familierm. Jadi begitu ada pengumuman bencana, mereka sudah tahu apa yang harus dilakukan. Kasus Tsunami Aceh sebenarnya sudah terdeteksi sejak awal. Tapi informasi tentang Tsunami masih miskin. Sekarang beda, terbuka.
Menyangkut program SPAB ini, masyarakat harus tahu betul cara penanggulangannya terutama pada titik bencana. Sekarang kita kembangkan untuk siswa. Sosialisasi SPAB diakuinya baru hari ini walaupun program ini dimulai tahun lalu. “Kami besok akan berkunjung ke sekolah sekolah sudah MoU dengan kami,” kata Awaludin . (Ais)