Teknologi ini memanfaatkan gas metana yang dihasilkan dari sampah yang ditumpuk dan dipadatkan, untuk kemudian digunakan sebagai bahan bakar pembangkit listrik.
Ke depan, fasilitas ini sedang mengembangkan teknologi gasifikasi, yang ditargetkan mampu menghasilkan listrik hingga 9 megawatt per hari, bahkan menuju 11 megawatt.
Menurut Emil, langkah ini penting untuk meningkatkan efisiensi energi dan mengurangi ketergantungan pada sumber energi fosil.
“Teknologi gasifikasi lebih ramah lingkungan dan mampu menghasilkan energi dalam skala lebih besar. Ini sejalan dengan komitmen Jawa Timur terhadap pengembangan energi hijau,” tutur Emil.
Ia juga mendorong agar sistem seperti PLTSa Benowo dapat direplikasi di kota-kota lain di Jawa Timur. Menurutnya, hal ini sejalan dengan upaya memperkuat ekonomi sirkular dan menjadikan sampah sebagai sumber daya.
Selain itu, Emil menekankan pentingnya peran serta masyarakat dalam mendukung pengelolaan sampah secara terpadu. “Kesadaran masyarakat dalam memilah dan mengelola sampah dari sumbernya menjadi bagian penting dari keberhasilan sistem ini,” pungkasnya.
Turut hadir dalam kegiatan ini Wamen PU Diana Kusumastuti beserja jajaran, Jajaran Kepala PD dilingkungan Pemprov Jatim, Sekda Pemkot Surabaya beserta jajaran PT PLN UIT JBTB dan Jajaran PT Sumber Organik selaku pengelola PLTSa Benowo. (fir/min)