Disebutkan bahwa perlintasan sebidang masih menjadi salah satu penyebab utama kecelakaan kereta api. Sebab, hal itu terjadi karena keterbatasan sumber daya manusia (SDM) dari PT KAI maupun Dinas Perhubungan (Dishub) Surabaya. Selain keterbatasan SDM, juga kurangnya kelalaian pengendara kendaraan bermotor.
“Karena kalau sudah ada sebidang gini, ya nggak mungkin Dishub bisa menjaga semuanya, KAI menjaga semuanya. Yang terpenting, di masa sekarang ini kami berusaha untuk menyelesaikan perlintasan sebidang ini,” sebutnya.
Eri menjelaskan, masih ada sekitar puluhan perlintasan sebidang tanpa palang pintu di Surabaya. Maka dari itu pembangunan overpass dan underpass di perlintasan sebidang membutuhkan waktu bertahap.
Ia menambahkan, jika pembangunan Jalur Kereta Api Regional Surabaya (SRRL) sudah berjalan, maka diharapkan sudah tidak ada lagi perlintasan sebidang yang dilalui kereta api.
“Kita membangunnya secara bertahap, mana saja yang menjadi prioritas untuk dibangun pada tahun 2026, kalau yang 2025 pasti dua tempat itu. Karena ini sebenarnya bisa untuk keselamatan warga Surabaya sendiri,” ujarnya. (*)