Eri Bicara Transparansi APBD untuk Pembangunan Infrastruktur

Eri Bicara Transparansi APBD untuk Pembangunan Infrastruktur
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi

“Kemudian, sesuai ketentuan, alokasi wajib untuk pendidikan minimal 20 persen dari APBD, yang setidaknya mencapai Rp2,46 triliun. Sementara itu, untuk sektor kesehatan, dan program Universal Health Coverage (UHC) sendiri membutuhkan anggaran Rp500 miliar per tahun, total anggaran yang dialokasikan untuk kesehatan mencapai Rp2,4 triliun,” urainya.

Dari perhitungan itu, ia menjelaskan bahwa setelah dikurangi semua belanja wajib, sisa uang di APBD untuk membangun dan kebutuhan lain sangat sedikit. “Sisanya, saya cuma punya sekitar Rp2 triliun setahun yang bisa dipakai untuk hal lain,” ungkapnya.

Ia menggambarkan bahwa setelah pemenuhan berbagai belanja wajib yang besar, alokasi anggaran APBD untuk pembangunan dan kebutuhan operasional lainnya memerlukan prioritisasi yang cermat.

“Begini, sebagian besar APBD telah dialokasikan untuk gaji pegawai, pendidikan, dan kesehatan. Sisa dana yang tersedia membutuhkan perencanaan yang matang. Jadi, alokasi anggaran untuk pembangunan perlu disesuaikan dengan ketersediaan dana,” jelasnya.

Wali Kota Eri menyampaikan bahwa total kebutuhan anggaran Surabaya bisa mencapai Rp20 triliun. “Kalau saya hanya punya uang Rp2 triliun dalam satu tahun, ketika saya butuh Rp20 triliun berarti saya butuh 10 tahun untuk menyelesaikan tadi,” katanya.

Oleh karena itu, Eri mengajak DPRD dan warga Surabaya untuk berdiskusi mengenai prioritas pembangunan dan skema pembiayaan yang paling efektif. “Apakah kita mengandalkan pembiayaan atau kita kerjakan dalam waktu 10 tahun ke depan? Karena selama ini orang Surabaya tidak pernah dikasih tahu tentang ini,” ujarnya.

Dengan demikian, Eri berharap keterbukaan informasi mengenai kondisi fiskal Pemkot Surabaya ini dapat memberikan pemahaman yang lebih baik kepada masyarakat mengenai tantangan pembangunan yang dihadapi dan pilihan-pilihan kebijakan yang harus diambil. Ia juga mendorong DPRD untuk melakukan pembahasan secara transparan, bahkan melalui siaran langsung, agar seluruh warga Surabaya dapat mengetahui prioritas pembangunan dan alokasi anggaran yang tersedia.

“Saya bersama DPRD akan menentukan mana dulu yang akan dibangun. Saya ingin alokasi anggaran terbuka, semua orang tahu,” tukasnya. (*)

Penulis: Wetly