Khofifah juga mengungkapkan, dalam proses pendirian NU, Hadratus Syaikh KH. Hasyim Asy’ari meminta restu kepada Syaikhona Kholil hingga tiga kali. Setelah itu, barulah beliau menerima isyarat berupa surat yang dimasukkan dalam tongkat yang dikirimkan melalui KH. As’ad Syamsul Arifin. Surat dalam tongkat tersebut menjadi simbol restu dan isyarat dimulainya pendirian Nahdlatul Ulama.
“Seringkali yang dikenal hanya pendirinya, padahal semangat dan inspirasi besar di balik berdirinya NU berasal dari Syaikhona Kholil,” kata Khofifah.
Di lain sisi, Khofifah menekankan bahwa peringatan haul ini merupakan momen penting untuk meneladani perjuangan Syaikhona Kholil dalam menyiarkan Islam yang damai, inklusif, dan menyejukkan. Ia berharap masyarakat dapat merefleksikan nilai-nilai Islam rahmatan lil ‘alamin yang diajarkan beliau sepanjang hidupnya.
“Di tengah tantangan zaman, kita sangat membutuhkan keteladanan seperti beliau. Mulai keikhlasan, kebijaksanaan, dan keberanian dalam menyampaikan kebenaran,” tutur Khofifah.
Sebagai gubernur perempuan pertama di Jawa Timur, Khofifah juga mengajak masyarakat menyambut peringatan ini dengan ketulusan dan semangat persaudaraan. Menurutnya, kegiatan spiritual seperti ziarah dan haul tidak hanya mempererat hubungan vertikal dengan Tuhan, tapi juga memperkuat ukhuwah dan sinergi antarwarga. (min)