Sebaliknya, lanjut dia, kalau ayam sepenuhnya kemenangan dan kesewenang wenangan pejantan, dimana kejantanan digunakan saat perhubungan saja, setelah itu, justru ayam betina menanggung sepenuhnya telor, mengerami telor, hingga menetas dan menjaga anak ayam.
Sedangkan burung puyuh, menurut dia, jangan ditiru. Sebab setelah menikah telornya yang menunggu atau mengerami hingga menetaskan burung pejantannya, sementara burung betinanya tidak bertanggung jawab.
Apalagi bebek, kata Ustad Nur Cahyono,
bebek kalau habis nikah, cenderung seks bebas, dan seperti enak seperti bebek yang bebas dan tidak bertanggung jawab.
“Tetapi menikah yang bermanfaat dan barokah adalah didasari kasih sayang dan menyerahkan perjodohan karena Allah SWT, dan ayat ayat Allah,” tandanya.
Oleh karena itu, pesan Ustad, pasangan pengantin harus rukun, artinya ya rukun bisa menjadikan yang tidak enak menjadi enak. Yang bercerai berai jadi enak, seperti ibu di dapur kerukunkan lombok, merica, bawang, dll akan enak ketika menjaid sambel atau bumbu masak.
Sehingga, lanjutnya, enyatukan dua manusia yang berbeda, kalau rukun bisa saling memahami, kalau tidak rukun bisa mengakibatkan bertengkar. “Kuncinya, insyaAllab sadar bahwa jodoh itu dari Alloh SWT, orangtua itu hanya nuntun (menuntun dan mengarahkan), sehingga jodohnya adalah ayat ayatnya Allah,” katanya, seraya membacakan kembali sebagian ayat 21 Surat Ar Rum.
Perjodohan ini, lanjutnya, tanda-tanda kebesaran Allah. Laki laki dan perempuan sama sama ayatnya Allah, insyaAllah dengan meyakini itu, maka akan menjadi keluarga barokah dan selalu dapat rahmat Allah, anak-anaknya sholeh dan sholihah.
“Mas Eksa, menjalankan perkawinan dengan manusia dan mbak Cantika juga kawin dengan manusia, hal itulah menjadi modal keluarga bahagia, mawadaah wa rohmah,” ujar Ustad Nur Cahyono.
Pasangan mempelai pria dan wanita, tegasnya, harus menyadari bahwa
dosanya laki laki banyak di mata dan dosanya wanita itu banyak di mulut, hal itu nampak ketika menangis, maka yang ditutup adalah tempat dosa dosa terbesar, itu. “Hal itu sebagai peringatan untuk menjaga tempat tempat yang mudah menimbulkan dosa, supaya dijaga sebaik baikbya sesuai tuntutan agama,” tandasnya. (*)