Masyarakat Indonesia hendaknya juga bersyukur dengan keadaan bangsa dan negara. Wajib kita syukuri dibanding dengan negara di Timur Tengah sana dimana untuk beribadah seperti shalat id saja sulit setengah mati, mereka harus berjuang melawan keadaan dan penuh ketegangan.
Di Syuriah atau Palestina maupun sebagian Yaman untuk ibadah tidak setenang di negera kita yang sangat gembira, wajah wajah yang cerah, bahkan baju baru dipakai saat shalat ied.
Dia juga mengungkap, ditengah umat islam Indonesia merayakan idul fitri, sementara umat yang lain juga merayakan hari raya nyepi. Agama lain di Indonesia juga berkembang sangat baik. Ini menunjukkan bahwa bangsa Indonesia yang penuh keberagaman dan toleransi, perayaan yang sebenarnya sangat kontradiktif.
“Andaikan dimalam hari raya idul fitri bersamaan dengan hari raya nyepi juga tidak ada masalah, ini saking terbiasanya kita melakukan hidup dalam perbedaan,” tegas M.Sarmuji.
“Hari ini kita melaksanakan sholad id yang diselenggarakan oleh pengurus partai Golkar Jawa Timur, sebagaimana di masjid masjid yang lainnya. Alhamdulillah masjid Mujahidin ini semakin hari kian semarak dengan kegiatan keislaman.
Diawal ramadhan, masjid ini juga banyak di kunjungi masyarakat lantaran tiap sore kami menyiapkan takjil, dan menu makan, lalu shalat wajib magrib dan isyak, diteruskan tarwih dan tadarus bersama.
Tiap hari kamis juga diadakan ngaji tahsin yang diasuh seorang qori’ dan qori’ah berkualitas karena telah berhasil berbagai kejuaraan nasional. Ngaji tahsin diikuti kader partai dan masyarakat umum secara online maupun offline. (*)