Opini  

Hikmah Ramadan, Mampu Mengendalikan Syahwat dan Peduli Sesama

Hikmah Ramadan, Mampu Mengendalikan Syahwat dan Peduli Sesama

Oleh H.S. Makin Rahmat

(Santri Embongan Darul Musthofa Malang/ Wartawan Utama/ Ketua Forum Pimred SMSI Jatim)

Hinggar bingar kecerian ibadah di Ramadan Mubarok 1446 yang penuh kemuliaan, Rahmat, dan ampunan telah pamit, memasuki bulan Syawal. Allahuakbar Allahuakbar Allahuakbar Walillahilham.

Bagi Al Faqir, aktivitas Ramadan, khususnya 10 hari terakhir merupakan wujud dari cermin kesetiaan dan ketakwaan kita kepada Allah SWT. Walaupun Yang Maha Rahman-Rahim menjadikan Ramadan sebagai wujud istimewa sesuai hadits Qudsi: “Tiap amalan anak Adam kembali padanya, kecuali puasa! Sesungguhnya puasa itu Untuk-Ku dan Akulah yang membalasNya.”

Mengapa kita selalu terjebak rutinitas, sekedar silaturahmi, mudik ke kampung halaman dengan berbagai bekal untuk bertemu handai taulan namun melupakan Dzat yang memberikan nikmat?

Jujur, panggilan Allah kepada hambaNya yang beriman untuk menjalankan puasa sudah terabaikan. Jamaah di masjid, mushola dan langgar mulai terdegradasi. Pindah ke mall, supermarket, dan grosir untuk keperluan lebaran. Lantas apa hakekat Ramadan bagi kita, tentu kembali ke nurani kita sendiri, sinyal yang dipancarkan di awal Ramadan mulai meredup, bahkan hilang.

Mari kita renungkan bersama firman Allah SWT:
وَاتَّقُوا اللّٰهَ الَّذِيْ تَسَاۤءَلُوْنَ بِهٖ وَالْاَرْحَامَۗ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
“Bertakwalah kepada Allah yang dengan nama-Nya kamu saling meminta dan (peliharalah) hubungan kekeluargaan. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasimu”. (QS An-Nisa: 1).

Sang Maestro, Maha Pencipta, Allah SWT sangat paham dan mengetahui daya pikir, nalar, nafsu kemampuan, serta sifat hambaNya. Bahkan, saat memasuki bulan Rajab dan Syaban dianjurkan berdoa untuk mengejar kebarokahan dipertemukan Ramadan. Artinya, ada manajemen waktu, tempat dan situasi, bahasa Santri Embongan, “Sikondom” (Situasi, Kondisi dan Domisili).

Kalau kita ingin dekat dengan Allah, maka Allah pasti akan mendekat. Sebaliknya, jika kita menjauh, Allah SWT pasti menjauh. Maka, menjaga amalan Ramadan menjadi begitu penting di 11 Bulan lainnya merupakan tantangan bersama.

Setidaknya, kontrol diri saat makan tidak berlebihan, mampu menjaga lisan dengan perkataan penuh hikmah bukan menyakiti, dan menjadikan kita selalu berempati terhadap sesama, terutama saudara yang membutuhkan.