Di tengah suasana yang semakin panas, korlap aksi berteriak lantang perihal alasan UU TNI disahkan oleh pemerintah.
“Apa alasan mendesak hingga UU ini harus disahkan? Apakah ini demi kepentingan rakyat atau ada agenda tersembunyi?” teriak orator demo lantang di depan aparat kepolisian yang berjaga ketat.
Ia juga mengajak para polisi yang bertugas untuk turut menelaah isi UU tersebut dan tidak asal menerima kebijakan yang diputuskan di tingkat pusat. Dalam orasinya, ia menyindir bagaimana kasus Kanjuruhan, yang menewaskan 135 jiwa saat pertandingan antara Arema melawan Persebaya pada 1 Oktober 2022, seolah melayang begitu saja tanpa ada kejelasan pertanggungjawaban dari pihak kepolisian.
“Hari ini, kita menyaksikan bagaimana sebuah keputusan bisa mengubah nasib rakyat. Jika revisi UU TNI ini tidak berpihak pada rakyat, maka kita tidak bisa membayangkan bagaimana kehidupan masyarakat Indonesia ke depan!” serunya, yang langsung disambut sorakan massa.
Hingga berita ini diturunkan, massa aksi masih bertahan di lokasi. Aparat keamanan tetap siaga untuk mencegah kericuhan lebih lanjut. Sementara itu, arus lalu lintas di sekitar Jalan Mayor Bismo terlihat macet, memperparah situasi di tengah waktu berbuka puasa. (*)