Kapolres Kediri Kota AKBP Bramastyo Priaji mengatakan bahwa tindakan massa sudah di luar batas dan membahayakan keamanan. Pihaknya juga telah memberikan himbauan kepada mereka agar tetap tertib, tetapi beberapa orang justru memprovokasi dengan tindakan anarkis seperti pelemparan kembang api dan bom molotov.
” Kami harus segera melakukan pembubaran menggunakan water cannon. Kami harapkan aksi seperti ini tidak terulang karena sangat merugikan semua pihak dan mengganggu ketertiban umum,” ujarnya.
AKBP Bramastyo juga menegaskan bahwa pihaknya telah mengamankan puluhan orang yang diduga sebagai provokator dalam aksi tersebut. Berdasarkan informasi yang diperoleh WartaTransparansi, para demonstran yang ditangkap disinyalir bukan merupakan warga asli Kota Kediri, melainkan berasal dari luar daerah. Saat ini, mereka masih dalam proses pemeriksaan lebih lanjut untuk mengungkap motif serta kemungkinan adanya pihak tertentu yang menggerakkan aksi ini.
” Kita berhasil mengamankan 21 orang yang kita sisir baik di depan DPRD Kota Kediri maupun di sekitar lingkungan warga,” ungkap AKBP Bramastyo.
Sementara itu, Dandim 0809/Kediri Letkol Inf. Ragil Jaka Utama mengaku heran dengan aksi tersebut, mengingat sebelumnya telah dilakukan audiensi dengan kelompok perhimpunan mahasiswa. Namun, massa yang turun ke jalan kali ini bukan bagian dari kelompok yang sebelumnya berdialog dengan pemerintah.
“Kami menyayangkan mengapa aksi ini sampai begitu rusuh. Kalau teman-teman lihat, ada yang membawa batu, bom molotov, bahkan ada yang membawa palu di dalam tasnya. Semua sudah kami dokumentasikan,” terangnya.
Di tempat yang sama, Sudjono Teguh Widjaja, perwakilan DPRD Kota Kediri, turut memberikan tanggapannya. Ia menilai aparat keamanan telah bersikap sabar dalam menghadapi massa, meskipun aksi unjuk rasa berujung pada tindakan anarkis.
“Sudah ada pembakaran bom molotov, kembang api, palu, dan selebaran penghinaan terhadap aparat. Maka saya minta kalau ke depan ingin menyuarakan aspirasi ke pemerintah, lebih baik dilakukan melalui audiensi agar tidak menimbulkan kerugian bagi masyarakat luas,” pungkasnya.
Hingga malam hari, situasi di sekitar Jalan Mayor Bismo mulai berangsur kondusif setelah sebelumnya diwarnai ketegangan. Sejumlah fasilitas kantor pemerintahan di sekitar DPRD Kota Kediri mengalami kerusakan akibat aksi anarkis massa, termasuk beberapa bagian bangunan yang terkena lemparan batu serta bom molotov.
Sementara itu, arus lalu lintas yang sempat lumpuh total perlahan kembali normal setelah aparat gabungan dari kepolisian dan TNI berhasil membubarkan massa dan mengamankan situasi. (*)