MOJOKERTO (WartaTransparansi.com) – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mojokerto berkomitmen kerja keras menurunkan angka stunting di wilayahnya. Langkah yang ditempuh gencar menyelenggarakan rembuk stunting tingkat Kabupaten.
Bupati Mojokerto Muhammad Al Barra menyampaikan bahwa angka prevalensi stunting di Kabupaten Mojokerto pada tahun 2023 mencapai 16,2%.
Angka ini mengalami kenaikan dibandingkan tahun sebelumnya, sementara untuk data tahun 2024 masih belum rilis.
“Upaya penurunan stunting juga tidak bisa kita pisahkan dari kebijakan nasional. Dimana stunting ini masih menjadi bagian dari upaya pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas dan sesuai dengan Visi Misi Bupati dan Wakil Bupati Mojokerto,”tegas Gus Barra, dikonfirmasi usai menggelar rembuk stunting tingkat Kabupaten di Pendopo Graha Maja Tama, Selasa (27/3/2025).
Dijelaskan untuk mendukung percepatan penurunan stunting, Pemkab Mojokerto telah menerbitkan berbagai regulasi, diantaranya Peraturan Bupati Nomor 66 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting Terintegrasi serta Keputusan Bupati terkait pembentukan tim percepatan penurunan stunting di tingkat kabupaten maupun kecamatan.
Gus Barra memaparkan beberapa program unggulan yang dijalankan, seperti SUJU (Susu Jumat) untuk siswa SD/MI dan SMP/MTs, serta GERCEP (Gerakan Percepatan Penurunan Stunting) yang meliputi aktif minum tablet tambah darah, bumil teratur periksa kehamilan, cukupi konsumsi protein hewani, datang ke posyandu setiap bulan, dan eksklusif ASI selama 6 Bulan.
“Program SUJU pada tahun 2025 ini direncanakan akan mengintervensi siswa SD/MI, SMP/MTs dengan total 13.213 siswa yang terbagi 20 dari SMP/MTs dan 7 dari SD/MI. Kegiatan SUJU ini berupa kegiatan penyuluhan gizi seimbang, kampanye sarapan sehat, tes kebugaran untuk siswa SD dan SMP serta diikuti dengan pembagian susu sebagai salah satu bagian dari peningkatan gizi siswa SD dan SMP di Kabupaten Mojokerto,” papar Gus Barraa.
Menurut Bupati Gus Barraa, untuk program GERCEP, Pemkab Mojokerto menekankan pentingnya kolaborasi multipihak untuk mendorong pelaksanaan 5 hal utama, yaitu aktif minum tablet tambah darah, bumil teratur periksa kehamilan, cukupi konsumsi protein hewani, datang ke posyandu setiap bulan, dan eksklusif ASI selama 6 Bulan.