“Kami sudah melaporkan kedua terduga pelaku ke Polresta Surabaya, akan tetapi sampai saat ini belum ada tindak lanjut dan respon. Padahal kami korban sudah menyerahkan semua barang bukti, diantaranya bukti transfer dan percakapan lewat WA bersama pelaku,” tandasnya.
Untuk itu kata H. Hasan, jika dalam bulan Maret 2025 ini belum ada tindak lanjut dari kepolisian Surabaya untuk memeriksa dan menangkap pelaku. Pihaknya terpaksa akan melaporkan kasus dugaan penipuan dan penggelapan ini ke Bareskrim Mabes Polri.
“Kenapa pihak kepolisian tidak segera bergerak padahal semua barang bukti sudah lengkap? Bahkan sudah kami serahkan barang bukti sejak Kamis, 28 Maret 2024 atau sudah setahun. Karena itu kami kecewa dan akan melapor ke Bareskrim Mabes Polri,” geramnya.
Selain korban H. Hasan ada juga Hj. Umi Hindun yang menjadi korban travel Mu’rifah. Dirinya juga sangat kecewa terhadap terduga pelaku Mu’rifah dan Ashadi yang belum dilakukan penyidikan oleh kepolisian surabaya.
“Kenapa sampai sekarang laporan kami sebagai korban PT. Barokah Haromain Wisata tidak diproses. Padahal pelaku sudah jelas dan kami para korban dirugikan ratusan hingga milyaran rupiah,” ujar Hj. Umi Hindun penuh rasa kecewa, Jumat (21/3/2025) di Jakarta.
Menurut dia, anehnya lagi ada korban dari daerah Kalimantan Selatan yang ternyata tertipu juga oleh pelaku sebesar 2 Milyar lebih. Katanya H. Hasan saat ini juga dirinya terus berkomunikasi lewat ponsel sesama korban tiket bodong dari Mu’rifah dan Ashadi.
Pihaknya juga akan segera melaporkan terduga pelaku ke Bareskrim Mabes Polri, agar segera ditangkap. Sebab tidak menutup kemungkinan akan ada korban lain dari kedua oknum tersebut.
“Kami akan lapor dan meminta kepada Kepolisian dan Menteri Agama, serta Bapak Presiden Prabowo Subianto untuk menutup usaha tiket travel yang dilakukan PT. Barokah Haromain Wisata dan menangkap pelakunya. Jangan sampai kedepan ada korban lagi di masyarakat,” pungkas Hj. Umi Hindun. (yaf)