Hermawan pun mengapresiasi efektivitas pengawasan yang dilakukan Pemkot Surabaya bersama Satgas Pangan Polri di Kota Pahlawan. Menurutnya, pemantauan ini terbukti berhasil menjaga stabilitas harga dan keamanan pangan di Surabaya.
“Hasil dari pengawasan dan pengecekan selama ini yang dilakukan oleh rekan-rekan di Surabaya, kalau menurut saya, efektif dan berhasil. Karena buktinya kami datang ke dadakan, tanpa pemberitahuan sebelumnya, dan hasilnya luar biasa. Saya berharap provinsi lain juga bisa menerapkan hal yang sama,” ungkapnya.
Mantan Direktur Reserse Narkoba (Dir Resnarkoba) Polda Sulawesi Selatan (Sulsel) menambahkan bahwa saat ini NFA tengah melakukan pemantauan stok dan harga pangan di seluruh Indonesia. “Seluruh harga pangan dicek, stoknya dipantau, serta keamanannya diperiksa. Alhamdulillah insyaallah jika terus dilakukan pemantauan seperti ini, stok pangan menjelang Lebaran nanti akan tetap aman,” tegas Hermawan.
Pada saat yang sama, Kepala DKPP Kota Surabaya, Antiek Sugiharti menegaskan bahwa bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) terus melakukan pengawasan terhadap harga dan ketersediaan pangan di pasar-pasar.
“Di TPID Kota Surabaya, terbentuk cukup banyak. Selain dari perangkat daerah di lingkup Pemkot Surabaya, ada juga Satgas Pangan, Badan Pusat Statistik (BPS), serta perguruan tinggi yang selalu bersama kami,” ujar Antiek.
Ia menjelaskan bahwa pengawasan harga dilakukan setiap hari untuk memastikan harga komoditas di pasar sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi (HET). Dari pemantauan tersebut, TPID dapat mengetahui komoditas yang mengalami kenaikan, tetap stabil, atau justru mengalami penurunan harga.
“Sehingga Tim TPID bisa mengambil langkah antisipasi. Nah, khusus menjelang Hari Raya Idulfitri atau Hari Besar Keagamaan, kita harus lebih cermat dalam mengawasi harga. Karena pasti permintaan terhadap bahan pangan meningkat, sehingga diharapkan tetap terkendali,” jelasnya.
Selain pemantauan langsung di pasar, Antiek memaparkan bahwa TPID Surabaya juga menggunakan aplikasi pemantauan ketersediaan pangan. Melalui aplikasi tersebut, kebutuhan pangan setiap komoditas dapat dihitung berdasarkan konsumsi per kapita. “Kita bisa mengetahui kebutuhan pangan per komoditas, per kapita, per orang, kemudian kita menghitung untuk seluruh Kota Surabaya, misalnya kebutuhan beras dalam satu bulan atau satu hari,” paparnya.
Dengan sistem ini, Antiek menambahkan bahwa TPID Surabaya dapat menyatukan stok pangan di pasar, distributor, maupun Bulog. “Sehingga kita mengetahui kondisinya aman dan masyarakat tidak kesulitan mendapatkan komoditas-komoditas tersebut,” pungkas Antiek. (*)