Malang  

Universitas Muhammadiyah Malang, Perguruan Tinggi Modern Berbasis Tradisi Agung

Universitas Muhammadiyah Malang, Perguruan Tinggi Modern Berbasis Tradisi Agung

Tapi bagi warga civitas akademika yang mafhum nilai-nilai dasar dan tradisi UMM, tidak kaget. Apalagi sampai resah dan membayangkan kiamat segala. Itu hanya perbedaan pemikiran. Itu hal yang biasa.

Perbedaan itu sunatullah. Dan sunatullah itu tidak akan berubah atau bergeser selama-lamanya. Jadi bersifat abadi atau parennial dan immutable. Karena sifatnya yang abadi itulah, maka sunatullah dapat dipedomani dan dijadikan landasan tindakan manusia dalam menjalani hidup dan menghadapi persoalan-persoalan hidup. Jadi sunatullah itu merupakan bagian dari hidayah. Ilahi,menjadi petunjuk dan pegangan menempuh hidup secara benar.

Setelah hotel berdiri Malik merasa senang. Apalagi setelah Rektor Prof Fauzan mengembangkan menjadi hotel bintang empat dan memiliki tingkat hunian yang bagus. Malik memuji Muhadjir bahwa ijtihadnya sahih.

Dengan meyakini sebagai sunatullah maka perbedaan tidak menjadi sumbu konflik. Dan mengindari konflik ini ditanamkan secara terus menerus oleh Malik sampai akhirnya menjadi salah satu bagian tradisi agung UMM.

Setidaknya ada empat pilar dalam tradisi agung UMM. Yaitu keislaman, kemuhammadiyahan, keindonesiaan dan kejawaan. Keempat pilar saling memperkuat dan saling berkaitan.

Jadi tradisi agung UMM itu seperti sebidang tanah yang setiap saat bertambah lapisan baru dengan lapisan baru yang mengandung unsur hara. Lapisan baru untuk mengganti yang sudah rapuh, keropos, tergerus erosi, kekurangan unsur hara. Juga untuk mempertebal dan memperkuat lapisan lama yang sudah ada.

Dengan demikian bidang tanah itu akan terjaga dan terpelihara baik volume maupun kualitas kesuburannya. Tanah yang baik adalah syarat pertama dan utama tanaman bisa tumbuh subur. Benih unggul sekalipun jika ditanam di tanah yang tandus maka tumbuhnya akan enggrik-enggriken alias mati tidak hidup tidak, kurus dan merana.

Analog konsep tradisi agung dengan bidang tanah itu terinspirasi oleh Quran, Al Araf 58.

“Dan tanah yang baik, tanaman-tanamannya tumbuh subur dengan izin Tuhan, dan tanah yang buruk, tanaman-tanamannya tumbuh merana. Demikianlah Kami menjelaskan berulang-ulang tanda-tanda (kebesaran Kami) bagi orang-orang yang bersyukur.”

Di atas tanah yang baik itu tumbuh pula pohon yang baik.

“Tidakkah kamu memperlihatkan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya kuat dan cabangnya (menjulang) ke langit. (Pohon) itu menghasilkan buahnya pada setiap waktu dengan seiizin Tuhannya. Dan Allah membuat perumpamaan itu untuk manusia agar mereka selalu ingat. Dan perumpamaan kalimat yang buruk seperti pohon yang buruk, yang telah dicabut akarnya dari permukaan bumi, tidak dapat tetap (tegak) sedikitpun.” (Quran, Ibrahim 24-27).(*)