Malam Nuzulul Qur’an pada bulan suci Ramadhan 1446 Hijriyah, insyaAllah diperingati malam 16 Maret 2025, atau setelah sholat taraweh ke-17 hingga 17 Maret 2025 sore (17 Ramadhan), peristiwa sangat ajaib dan menjadi awal “keilmuan dunia” terbuka dengan perintah “membaca”, dengan memberi petunjuk bahwa kehidupan manusia harus diawali dengan “membaca” secara totalitas sebagai petunjuk kehidupan manusia menuju kesempurnaan, terutama kemuliaan akhlaq.
*Iqra` bismi rabbikallażī khalaq* (“Bacalah dengan ((menyebut)) nama Tuhanmu yang menciptakan”)
*Khalaqal-insāna min ‘alaq* (“Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.”)
*Iqra` wa rabbukal-akram*
(“Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Mahamulia,”)
*Allażī ‘allama bil-qalam* (“Yang mengajar (manusia) dengan pena”)
*’Allamal-insāna mā lam ya’lam* (“Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.”)
Perintah membaca ada 2 (dua) bagi manusia. Pertama, membaca dengan menyebut kekuasaan Allah SWT sebagai sang Pencipta. Dan kedua, dengan membaca dengan menegaskan bahwa pengetahuan itu hanya milik Allah SWT semata. Sehingga secara totalitas dalam membaca dunia, sebelum melangkah menuju keselamatan dunia, maka manusia harus membaca bahwa hikmah diciptakan untuk apa? Kemudian hikmah ilmu pengetahuan untuk apa?
Sejarah penciptaan manusia, sebagaimana diingatkan saat Nuzulul Qur’an ialah bahwa
manusia diciptakan dari tanah oleh Allah SWT. Proses penciptaan manusia dijelaskan dalam Al-Qur’an, khususnya dalam surah Al-Mukminun ayat 12-14. Dimana tahapan
penciptaan manusia melalui proses; (1)
Inti sari tanah menjadi air mani (nuthfah), (2)
Air mani disimpan dalam rahim, (3) Air mani berubah menjadi segumpal darah (‘alaqah), (4) Segumpal darah berubah menjadi segumpal daging (mudghah), (5) Segumpal daging dibungkus tulang belulang (izam), (6)
Tulang belulang dan daging dilapisi, (7) kemudian ditiupkan ruh oleh Allah SWT
Janin terbentuk sempurna (kholqon
akhor), kemudian bayi lahir ke dunia.
Sedangkan hakikat
penciptaan manusia; (1)
Manusia adalah makhluk Allah SWT yang paling sempurna, (2) Manusia adalah bukti kekuasaan Allah SWT, (3) Manusia diciptakan Allah SWT sebagai khalifah, (4)
Manusia wajib menjaga bumi dan makhluk lainnya.
Sekedar mengingatkan bahwa jika akhir akhir ini, terjadi peristiwa bencana alam di mana-mana? Banjir, longsor, banjir bandang, kebakaran hutan, dan berbagai keajaiban karena bermula dari “tangan manusia” mengubah alam menjadi tidak nyaman.
Kembali ke hikmah Nuzulul Qur’an, pada pesan khusus redaksi Koran Transparansi dengan “Nuzulul Qur’an sebuah Sejarah dan Kotemplasi”
Sejarah proses anak manusia diingatkan ayat Al Qur’an sebagai ayat awal, sejarah proses ilmu pengetahuan manusia dari sang pemilik “pena” Allah Subhanahu wa Ta’ala (SWT), maka kontemplasi dari hikmah Nuzulul Qur’an, berharap Presiden Prabowo bersama jajaran Kabinet Merah Putih serta gubernur, bupati, walikota beserta wakilnya, “membaca” dan “membaca” peristiwa alam ini untuk kemanfaat dalam berbangsa dan bernegara yang elegan.
Sebagaimana diketahui
surat Al-‘Alaq ayat 1-5, menerangkan bahwa Allah SWT menciptakan manusia dari benda yang hina dan memuliakannya dengan mengajar membaca, menulis dan memberinya pengetahuan. Dengan kata lain, bahwa manusia mulia di hadapan Allah SWT apabila memiliki pengetahuan, dan pengetahuan bisa dimiliki dengan jalan belajar.
Sebagaimana diketahui bahwa peristiwa Nuzulul Qur’an, merupakan peristiwa dimana Kitab Suci Al-Quran, diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui Malaikat Jibril di Gua Hira, Jabal Nur. Peristiwa ini terjadi pada 17 Ramadhan 610 M.
Tafsir ayat 1-5 Surat Al-‘Alaq menjelaskan tentang perintah untuk membaca, mencari ilmu, dan mengajarkannya. Ayat-ayat ini juga mengandung nilai-nilai pendidikan Islam.
Tafsir ayat 1-5 Surat Al-‘Alaq juga perintah untuk membaca, mencari pengetahuan, dan memperoleh pemahaman yang lebih baik.
Diawali (1) Perintah untuk membaca alam, membaca perilaku manusia, dan lain sebagainya. (2) Perintah untuk membaca buku, membaca diri sendiri dan alam semesta, hingga membaca kebesaran kebesaran Allah SWT.
Perintah lain, (3) Perintah untuk belajar dan berfikir. (4) Perintah untuk menyebut nama Tuhanmu Yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. (5)
Perintah untuk membaca, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam.
Sedangkan sebagaimana diketahui Nuzulul Quran meliputi pengertian, sejarah, keutamaan, dan amalan yang dianjurkan.
Nuzulul Quran adalah peristiwa turunnya Al-Quran kepada Nabi Muhammad SAW.
Peristiwa penting dalam sejarah Islam.
Nuzulul Qur’an berasal dari kata nazzala-yunazzilu-tanzilan yang artinya turun secara berangsur-angsur.
Sejarah Al-Quran diturunkan di Mekkah dan Madinah. Turunnya Al-Quran berlangsung selama 23 tahun secara berangsur-angsur. Ayat-ayat Al-Quran yang turun di periode Mekkah disebut ayat Makkiyah.
Ayat-ayat Al-Quran yang turun di periode Madinah disebut ayat Madaniyah.
Nuzulul Qur’an sebagai bagian dari keutamaan penguatan keimanan dan ketaqwaan, ada
malam Lailatul Qadr (lebih baik dari seribu bulan), berbagai peningkatan ibadah selama bulan suci Ramadhan. Sholawat taraweh, tadarrus Al Qur’an, I’tikaf, Dzikir, sholat malam atau tahajud serta ibadah wajib zakat fitrah serta infak juga sadaqoh sebagai gerakan massal dalam memakmurkan masjid dan menyiarkan puasa bulan suci Ramadhan.
Berbagai aktifitas ibadah dari Nuzulul Qur’an mengingatkan kembali agar kontemplasi. Sebagimana diketahui
kontemplasi adalah tindakan merenung, mengamati, atau memikirkan sesuatu dengan penuh pertimbangan.
Kontemplasi juga dapat diartikan sebagai persiapan untuk mengambil tindakan atau mengubah perilaku.
Kontemplasi dapat dikaitkan dengan berbagai aspek kehidupan.
Nuzulul Qur’an adalah kesempatan Presiden bersama Kabinet Merah Putih dan seluruh pejabat negara, “membaca dan menbaca”, selanjutnya kontemplasi dengan niat tulus ikhlas memperbaiki kehidupan bangsa dan negara. InsyaAllah dengan sungguh sungguh akan mewujudkan hasil maksimal. Sebagaimana pepatah Arab *”Man Jadda Wajada”* (“Barang siapa yang bersungguh-sungguh, maka ia akan berhasil”) (*)