Digitalisasi juga membuat berbagi itu menjadi “timeless”, “cashless” dan “limitless”. Kita tidak perlu datang ke tempat tertentu untuk berbagi saat keinginan itu ada. Tidak perlu menunggu celengan lewat di depan shaf kita untuk menyumbang. kita bisa menyumbang tanpa memeriksa isi kantong, karena cukup mengambil Hp dengan satu dua kali sentuhan, kita sudah bisa memberikan haknya kepada yang membutuhkan.
Kita bisa menyumbang berapa saja, sebanyak yang kita mau tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu berbagi, tidak perlu menunggu matahari terbit untuk berbagi. Intinya, digitalisasi menopang ikhtiar menggapai keikhlasan, sebagai kemuliaan tertinggi dalam berbagi.
Satu yang tidak bisa dilawan oleh digitalisasi yaitu operatornya, pemakai alat digitalnya. Karena dia masih bisa berbisik kepada siapa saja, “saya barusan mentransfer uang sebagai zakat harta saya untuk mahasiswa kurang mampu. Saya ikhlas, tolong tidak usah bilang ke orang lain.” Orang yang mendengar mengatakan hal yang sama kepada yang lainnya, “hanya anda yang saya beritahu, please keep it!”. Lalu yang lain itu bilang ke temannya, “jangan sampai bocor karena orang menunjuk ke kamu.” Dan ternyata bisik-bisik ini sudah sampai pada pembaca sekarang. (sumber kemenag.go.id)