Kediri  

Vinanda Prameswati Didaulat Sebagai Kakak Asuh Kaum Disabilitas Gema Nurani

Vinanda Prameswati Didaulat Sebagai Kakak Asuh Kaum Disabilitas Gema Nurani
Keakraban calon Walikota Kediri Vinanda Prameswati bersama komunitas disabilitas Gema Nurani (foto: istimewa)

KEDIRI (WartaTransparansi.com) – Di sebuah rumah sederhana di Kelurahan Mojoroto, Kota Kediri, sore itu suasana terasa hangat. Di tengah keriuhan obrolan dan tawa, hadir seorang perempuan muda yang belakangan ini menjadi harapan baru bagi komunitas disabilitas di sana. Dialah Vinanda Prameswati, sosok yang kini dipanggil sebagai “kakak asuh” bagi teman-teman disabilitas di Gema Nurani.

Bukan kali pertama Vinanda mengunjungi Rumah Gema Nurani, tempat di mana semangat pantang menyerah dipertahankan dalam wujud usaha mandiri. Beberapa anggota mengelola warung kecil, sementara yang lain merajut kehidupan melalui usaha jasa jahit. Mereka semua bersatu dalam harapan yang sama, melampaui keterbatasan fisik demi martabat dan kemandirian. Kedatangan Vinanda hari itu bukan sekadar kunjungan, melainkan bukti kepedulian yang sudah lama berakar, jauh sebelum ia memutuskan maju sebagai calon Wali Kota Kediri.

Ketua Gema Nurani, Gatut Sungkowono, kehadiran Vinanda adalah ibarat angin segar yang lama dinantikan. Sejak pertama kali bertemu dengannya, Gatut merasakan ada semangat baru yang terpancar dalam diri perempuan muda itu sehingga kehadiran Vinanda adalah seperti angin segar.

“Kami menyebut beliau sebagai kakak asuh. Dulu, mungkin ada istilah bapak asuh atau ibu asuh, tapi sekarang kami punya kakak asuh yang muda dan menginspirasi,” ujar Gatut, tersenyum, Rabu 13 November 2024.

Ia mengungkapkan bahwa perhatian Vinanda bukan hanya datang saat ini, melainkan sudah tertanam sejak lama melalui perannya di Relawan Suket Teki Nusantara (RSTN). “Keperhatian beliau membuat kami merasa diperhatikan dan dihargai. Paling tidak, ada seseorang yang mengerti dan ingin memperjuangkan hak-hak kami,” ungkap Gatut.

Sementara itu, Vinanda Prameswati bukan hanya datang untuk berjanji. Dalam setiap obrolannya, terasa jelas komitmen dan keinginannya untuk menjadikan Kota Kediri sebagai kota yang ramah bagi semua, termasuk kaum disabilitas. “Disabilitas memiliki hak yang sama untuk berprestasi dan berkontribusi di lingkungan sosial, ekonomi, dan budaya. Harapan saya, lewat pertemuan ini semakin banyak yang tersentuh dan menyadari bahwa kita semua memiliki hak yang sama,” kata Vinanda yang kini berusia 26 tahun itu, penuh antusiasme.

Vinanda tak sendiri. Ia bersama Gus Qowim, tokoh ulama yang mendampinginya dalam pencalonan ini, telah menyiapkan program Sapta Cita, salah satunya “Smart Living,” yang menjadi wujud komitmen mereka dalam membangun Kota Kediri yang bebas diskriminasi dan peduli pada seluruh warganya.

“Ke depan, saya bersama Gus Qowim berkomitmen agar Kota Kediri menjadi kota yang benar-benar ramah disabilitas. Kita ingin memastikan bahwa setiap warga, tanpa terkecuali, merasa aman, nyaman, dan didukung penuh dalam mengembangkan potensinya,” urai Vinanda dengan penuh harap.

Sebagai sosok muda dan kader Partai Golkar, Vinanda membawa optimisme baru bagi kelompok rentan di kota ini. Harapannya, kolaborasi antara masyarakat, pemerintah, dan komunitas disabilitas dapat terus terjalin erat. “Semoga kita bisa terus berkolaborasi, membangun Kota Kediri yang lebih sejahtera, bebas diskriminasi, dan menjadi kota yang makmur bagi seluruh warganya,” tutupnya dengan senyum.

Dengan langkah-langkah kecil yang dimulainya di Gema Nurani, Vinanda memberi mereka alasan untuk berharap bahwa perubahan bisa dimulai dari kepedulian, keberanian, dan hati yang tulus.(*)