KEDIRI (WartaTransparansi.com) – Suasana penuh keakraban menyelimuti Rumah Makan Kebon Rojo di Kota Kediri, puluhan kader muda Nahdlatul Ulama (NU) berkumpul, bukan hanya sekadar untuk bertemu, tetapi untuk memberikan dukungan penuh bagi pasangan calon bupati dan wakil bupati Kediri, Hanindhito Himawan Pramana dan Dewi Mariya Ulfa, di Pilkada 2024.
Di tengah canda dan diskusi yang hangat, Kanzul Fikri, sosok pemuda yang dihormati dalam lingkup NU Kabupaten Kediri, menyuarakan keyakinannya dengan nada penuh optimisme. “Mas Dhito adalah sosok yang tidak asing bagi kami. Bukan hanya sebagai anggota kehormatan Banser, tetapi juga sebagai penasehat GP Ansor Kabupaten Kediri. Kedekatan itu nyata, dan bagi kami, keberlanjutan kepemimpinan beliau adalah sebuah harapan besar,” ujar Gus Fikri, sambil mengulas senyum, Kamis 31 Oktober 2024 malam.
Mengenakan kemeja putih dipadu songkok hitam di atas kepala, Mas Dhito hadir dengan sikap santai namun penuh perhatian, menyapa satu per satu kader yang hadir. Kehangatan sambutannya memancarkan hubungan akrab dengan mereka, bukan sekadar formalitas seorang pemimpin dengan pendukungnya.
Selama lima tahun kepemimpinannya, Dhito yang akrab dipanggil, tak sekadar hadir sebagai bupati tetapi juga teman dan pelindung bagi para pemuda NU. Bagi kader muda NU, Mas Dhito adalah cerminan perjuangan mereka, sebuah sosok yang berdiri bersama, mendukung penuh kegiatan keagamaan dan sosial.
Terlebih di sisi lain, Dewi Mariya Ulfa, yang juga dikenal sebagai bagian dari Fatayat NU, melengkapi dukungan NU bagi pasangan ini, menciptakan sinergi yang semakin kuat.
“Perjalanan lima tahun ke depan penuh tantangan, tapi dukungan kalian membuat saya yakin bahwa apa pun yang kita mulai akan berbuah manis,” ungkap Mas Dhito di hadapan para kader yang tampak antusias.
Satu per satu tangan diangkat, menyatakan ikrar untuk mendukung pasangan Dhito-Dewi hingga garis akhir Pilkada.
Seolah menjadi pengikat tekad bersama, para kader dari berbagai elemen pemuda NU Kabupaten Kediri turut menggelorakan dukungan dengan semangat. Momen itu bukan hanya tentang politik atau pilkada, tapi tentang harapan dan keyakinan yang dibangun di atas fondasi kebersamaan yang erat. (*)