Polres Mojokerto Segera Panggil Perusak Excavator Milik CV. RF Bersaudara 

Polres Mojokerto Segera Panggil Perusak Excavator Milik CV. RF Bersaudara 
Direktur LBH Djawa Dwipa Hadi Purwanto, dampingi Korban Penganiayaan dan saksi-perusakan excavator saat konferensi pers di kantornya, Jl. Banjarsari 59 Kedunglengkong, Dlanggu, Rabu (9/10/2024)

MOJOKERTO – Warga Sawo-Kutorejo Kab. Mojokerto yang diduga melakukan penganiayaan operator dan pengerusakan Excavator milik CV. RF Bersaudara tidak lama lagi berurusan dengan hukum.

Untuk itu warga yang terlibat perlu mempersiapkan diri memenuhi panggilan penyidik Polres Mojokerto, guna memberikan keterangan.

Ini diutarakan Direktur LBH Djawa Dwipa, Hadi Purwanto, S.T., S.H saat melakukan konferensi pers, dengan menghadirkan korban dan saksi untuk memberikan keterangan langsung kronologi sebenarnya dengan tanya jawab di hadapan belasan awak media, kantornya.

“Kami sengaja menghadirkan korban dan saksi kasus penganiayaan operator dan perusakan Excavator milik CV. RF Bersaudara, di hadapan belasan awak media di Mojokerto. Ini untuk membuktikan bahwa kejadian/peristiwa tersebut bukan hoax/bohong namun ada faktanya, seperti korban dan saksi serta barang buktinya serta foto-foto warga yang terlibat ditempak kejadian tersebut,” jelas Hadi Purwanto, saat dikonfirmasi di kantornya, Rabu (9/10/2024).

Hadi yang dipercaya sebagai kuasa hukun CV RF Bersaudara untuk menindaklanjuti kasus ini hingga proses hukum, mengaku sangat prihatin adanya salah satu media online lokal di Mojokerto menayangkan berita konter dan menuding bahwa berita yang sudah viral di belasan media (cetak Siber) di Jatim merupakan berita HOAX dan Bohong.

“Guna mebuktikan media mana yang HOAX dan jurnalis mana yang profesional dan baru belajar, kami sengaja menghadirkan korban, saksi-saksi, dan bukti rekaman/foto serta fisik dihadapan sedikitnya 19 media pada konferensi pers di kantor kami. Biar awak media melakukan tanya jawab langsung dengan korban dan saksi-saksi di tempat kejadian,”tegas Direktur LBH Djawa Dwipa.

Dijelaskan saksi dan korban kejadian di Desa Sawo – Kutorejo yang kami hadirkan ini adalah Muhamad Aris sebagai Operator Excavator, dan Ifan Susanto sebagai pembantu operator, serta

Akhiyat sebagai Koordinator Lapangan. Mereka siap dan bersedia tanya jawab langsung dengan awak media.

“La iya berita yang viral di puluhan media jatim (cetak online) sudah jelas ada TKP (tempat kejadian perkara)nya, serta kronologinya lengkap dengan foto dari berbagai versi. Kok masih ada salah satu media online yang menayangkan bahwa semua berita yang viral itu HOAX dan Palsu.

Pembaca secara luas yang menilai. Kini sudah kelihatan kan kwalitasnya,”tambah Hadi Purwanto, yang mengaku masa mudanya juga pernah terjun di dunia pers era Orde Baru.

Menindahlanjuti hal tersebut lanjut Hadi Purwanto, pihaknya tidak terpancing dengan upaya pihak lain yang mencoba membiaskan masalah ini. LBH Djawa Dwipa tetap fokus membawa masalah ini ke proses hukum.

Adanya tudingan kejadian ini dianggap HOAX/bohong seperti tayangan media online lokal, yang awalnya kami hanya ingin membawa aktor intelek tual dibali semua in hingga proses hukum, kini terpaksa menyertakan warga yang terlibat juga ikut mempertanggungjawabkan perbuatannya secara hukum.

“Sebenarnya kami tidak tega menyertakan warga yang ikut terlibat, karena mereka juga tidak tahu/ paham apa yang mereka lalukan, tetapi kami hanya ingin menyeret aktor entelektual di balik kejadian ini terutama adannya Oknum LSM yang telah melakukan provokasi kepada warga.”Pungkas Hadi.

Secara terpisah Muhamad Aris (operator)/yang mengemudikan Excavator sebagai korban penganiayaan menjelaskan di tempat kejadian itu, dirinya mengemudikan untuk membersihkan rumput jalan menuju lokasi usaha CV RF dengan membawa Excavator.

” Saya bekerja dari jam 8 pagi hingga 12 siang. Kemudian mulai lagi jam 1 siang untuk membersihkan rumput dari arah barat ke timur, dan saat itu Mas Ivan ini duduk di samping saya, namun tiba tiba masyarakat datang untuk unjuk rasa, sekitar pukul 2 siang dari arah timur.

Pertamanya ada dua orang bawa batu, satunya berkaos merah dan kaos putih. Meminta saya untuk menghitakan bekerja dan balik ke jalan keluar,” jelas Aris dihadapan para wartawan saat menghadiri Konferensi Pers di Kantor LBH Djawa Dwipa.

Selang beberapa menit lanjut Aris, puluhan warga yang juga membawa batu dan bata merah juga bermunculan, kemudian melempari Excavator yang kami kemudikan dan saat kami perjalanan menuju jalan keluar (arah timur). Bersamaa saat warga melempari batu dan bata mengarah pada dirinya. Warga juga berteriak – teriak dengan ancaman akan membakar Excavator dan teriakan nada pembunuhan kepada dirinya.

“Kami sempat panik adanya ancaman hendak membakar dan membukuh kami beserta alat beratnya. Beruntung saya bisa menahan diri, kalu waktu itu saya larut emosional, mungkin ada banyak korban dari warga yang mati dan luka berat begitu mesin Excavator saya putar-putarkan. Saya langsung ingat ini adalah negara hukum,”aku Aris.

Aris menambahkan saat kejadian seingatnya ada 19 orang naik ke Excavator dan mencekik lehernya. Namun tidak melakukan perlawanan dan hanya menahan sakit karena dicekik.

” Saat dicekik saya hanya diam dan mengontrol emosi, Ini ada bekas lukanya di leher saya, akan tetapi saat itu saya mau dipukul, ada salah satu warga yang meredam karena takut berurusan dengan hukum,”aku Aris sambil memperlihatkan lukanya.

Demikian juga dengan Ifan Susanto, Pembantu Operator, yang juga menjadi saksi ini menambahkan, saat itu dirinya sering diancam dan ditakut takuti namun ia terus bekerja di CV. RF Bersaudara karena memang niatnya untuk bekerja.

“Saya bersaksi dan sangat yakin ada pelemparan batu ke Excavator dan adanya warga yang melakukan pencekikan kepada Aris dan pengancaman pembunuhan kepadannya, Saya berani berani bersaksi, saya pertanggungjawabkan saya Itu, karena itu fakta kejadian sebenarnya. ,” ucap Ifan pendamping operator.

Akhiyat Koordinator Lapangan, yang ikut hadir juga menambahkan, saat kejadian memang ada salah satu oknum masyarakat yang menjemput masyarakat ke rumah-rumah untuk spontanitas ikut demo.

“Jadi demo ini tidak ada izinnya. Harusnya kan ada tembusan aksi demo ke polisi dan pihak yang didemo yaitu CV. RF Bersaudara,”tukas akiyat. (*)