KEDIRI (WartaTransparansi.com) – Sebuah momen unik terjadi saat Bupati Kediri, Hanindhito Himawan Pramana, memberikan sambutan pada acara pengenalan mahasiswa baru di Universitas Nusantara PGRI Kediri. Di tengah-tengah pidato Bupati yang akrab disapa Dhito ini, seorang mahasiswa tiba-tiba menginterupsi sambutannya, namun justru berakhir dengan apresiasi yang tak terduga.
Mahasiswa bernama Rehan Aditya, yang berasal dari Jurusan Pendidikan Sejarah, berani mengangkat tangannya dan menyela Bupati Dhito ketika ia hendak menutup pidatonya dengan mengutip sebuah kalimat dari tokoh sejarah, Johannes Leimena. Rehan, yang duduk di tengah peserta lainnya, langsung menyebutkan nama Leimena sebelum Bupati sempat mengucapkannya.
“Ada seorang menteri di zaman Bung Karno, namanya Johannes Leimena mengatakan,” kata Bupati Dhito,
Belum sempat menyebut kalimat yang dimaksud, Rehan secara lantang mengangkat tangannya dan menunjukkan pengetahuannya mengenai salah satu menteri yang dikenal paling banyak menjabat di kabinet selama kepemimpinan Presiden Soekarno itu.
“J. Leimena, saya tahu J. Leimena,” kata Rehan dari tempat duduknya.
Terkejut sekaligus terkesan dengan pengetahuan sejarah Rehan, Bupati Dhito mengundangnya ke podium dan melanjutkan percakapan mengenai tokoh sejarah tersebut.
Rehan berhasil menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh Bupati dengan baik, menunjukkan pemahamannya tentang Johannes Leimena, seorang menteri yang dikenal luas selama era Presiden Soekarno.
Sebagai apresiasi atas keberanian dan pengetahuan Rehan, Bupati Dhito memutuskan untuk memberikan sebuah hadiah istimewa, yaitu satu unit ponsel.
Setelah menerima hadiah tersebut, Rehan dengan penuh semangat menyatakan bahwa dirinya adalah seorang pengagum Bung Karno, sembari meneriakkan kata merdeka di hadapan seluruh mahasiswa yang hadir.
Tidak hanya Rehan, Bupati Dhito juga memberikan hadiah kepada tiga mahasiswa lainnya yang turut berkontribusi dalam acara tersebut. Salah satunya adalah Wisnu Suryatama Wardana, yang mendapatkan hadiah berupa laptop setelah menyampaikan saran terkait pelestarian bangunan bersejarah di desanya, yang dulunya merupakan pabrik gula peninggalan Belanda.
” Tempat itu bisa menjadi wisata sejarah. Karena Suiker Fabriek melahirkan Turonggo Jawi untuk buka giling di desa,” kata Wisnu.(Adv/Prokopim Kabupaten Kediri/abi)
