Lapsus  

Perjalanan Umrah ketika Madinah dan Makkah Berubah (4)

Perjalanan Umrah ketika Madinah dan Makkah Berubah (4)
Rombongan Umrah bersama biro perjalanan Balubaid Tour and Travel

TL Jadi korban Tasreh karena Beda Data dan Penafsiran

Setelah Selasa malam mencicipi sholat Isyak berjamaah di Masjid Nabawi, selanjutnya mengikuti sholat wajib lima (5) waktu dengan beberapa tambahan dzikir agak panjang dan membaca Al Qur’an, kami berempat pak Zul, Narko dan Sukaji selalu melakukan aktifitas itu dengan model berbeda beda.

Ketika ziarah ke Masjid Quba dengan diantar bus eksekutif hingga ke Makam Syuhada’ Uhud (70 Syuhada’) dengan tokoh yang juga paman Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam, Sayyidina Hamzah, TL Muhammad menjadi korban kecanggihan teknologi.

Karena suhu udara sangat panas dengan derajat 46-48, pada saat masih merekam Ustad Ferry, proses rekaman kegiatan di Makam Uhud terhenti karena kamera tiba-tiba tidak membackup. Tetapi momen di Uhud masih bisa didokumentasikan dengan baik.

Puncak dari TL korban kecanggihan teknologi, ketika Kamis siang setengah sore, (15/8/2024) pada saat menepati jadwal masuk Raudlah, pukul 15:00 WSA, tasreh yang sudah disiapkan Ustad Ferry tiba tiba pada pemeriksaan sesuai dengan deteksi digital berbeda dengan pusat data ketakmiran masjid Nabawi. Intinya beda data.

Kami berempat jamaah pria yang sudah lolos masuk, dipanggil lagi untuk kembali ke pos pemeriksaan. Bahkan dengan gaya dan sok berkuasa petugas meminta kami keluar.

Untung di tengah kegalauan, Ustad Ferry dan Muhammad menenangkan dengan tetap meminta di sekitar pos saja, dan sabar, sambil menelpon kanan kiri petugas yang dikenal.

Salah satu kecurigaan dilarang masuk karena data petugas terdaftar hanya 5 orang, sementara tasreh yang dipegang untuk Balubaid 7 orang.

Tidak hanya sampai disitu, Muhammad dicurigai bukan orang Indonesia. Dan dengan lantang petugas pos digital menyebut sebagai orang Mesir.

Alhamdulillah…, ketika proses menunggu sambil meminta kebijakan, ada petugas memberikan kami berlima termasuk Muhammad masuk, hingga diberi kesempatan menunggu di pintu Raudlah sampai mengikuti sholat Ashar berjamaah. Alhamdulillah.

Menjelang sholat Ashar, Alhamdulillah Ustad Ferry bisa menyusul kami dan memberi arahan saat seusia salam, semua jamaah diminta segera keluar dan di Raudlah hanya lewat sambil berdoa.

Oh iya …, jamaah wanita, Bu Cici, Bu Imelda, Bu Elyasih, dan Bu Kasmunah sudah selesai menikmati kesempatan di Raudlah pada pukul 10:00 hingga cukup lama hampir 20 menit, bahkan bisa sholat di shof paling depan dan memanjatkan doa cukup lama. (Djoko Tetuko/bersambung)