Memasuki usia “Perak-Emas” Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia ke-79, tidak ada pilihan bagi bangsa Indonesia dalam menikmati berbagai perkembangan pembangunan serta dinamika seluruh anak bangsa berbangsa, bernegara, dan beragama sekaligus berdemokrasi.
Menyikapi berbagai plus minus proses pembangunan menuju Indonesia Emas 2045, maka seluruh kekuatan anak bangsa jauh lebih tepat melakukan kontemplasi dengan berdzikir, bersyukur, dan bersabar, sebagai ikhtiyar tertinggi melanjutkan berbagai aktifitas pembangunan, guna menyelamatkan seluruh anak bangsa kembali menjadi pemilik sah Republik Indonesia tercinta, setelah sekian lama “merdeka” dalam “ketidakberdayaan” mengisi kemerdekaan.
Sekedar diketahui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024, ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo pada 16 Oktober 2023. Dengan total
anggaran untuk tahun 2024 adalah Rp3.325 triliun, yang lebih tinggi Rp264 triliun dari APBN 2023.
APBN di atas, pendapatan
negara direncanakan sebesar Rp2.802,3 triliun. Belanja negara dalam APBN Tahun 2024 direncanakan sebesar Rp3.325,1 triliun. Sehingga Defisit APBN tahun 2024 telah disepakati oleh DPR RI sebesar 2,29% dari PDB atau secara nominal 522,8 Triliun.
Anggaran itu dalam upaya mewujudkan sumber daya manusia yang unggul, inovatif, berintegritas, dan berdaya saing menuju Indonesia Emas 2045, pemerintah akan mempersiapkan anggaran pendidikan sebesar Rp660,8 triliun atau 20 persen pada APBN 2024. Anggaran itu terbagi atas alokasi belanja pemerintah pusat sebesar Rp237,3 triliun, Transfer ke Daerah Rp346,6 triliun, dan pembiayaan investasi Rp77,0 triliun. Anggaran pendidikan sebesar itu meningkat dibanding anggaran pendidikan tahun 2023 yang mencapai Rp612,2 triliun.
Hal itu disampaikan Presiden RI, Joko Widodo, saat memberi keterangan pemerintah atas Rancangan Undang-Undang Tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) tahun anggaran 2024 beserta Nota Keuangan dalam Rapat Paripurna Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia di Gedung Nusantara, Rabu (16/8/2023).
Penyediaan anggaran pendidikan sebesar itu merupakan salah satu strategi jangka menengah dalam upaya transformasi ekonomi. Presiden Jokowi menegaskan, “Strategi jangka menengah difokuskan pada 5 agenda sebagai berikut, yakni mewujudkan sumber daya manusia unggul yang produktif, inovatif, sejahtera, dan berdaya saing melalui peningkatan kualitas pendidikan dan sistem kesehatan, serta reformasi sistem perlindungan sosial, termasuk penguatan perlindungan pekerja migran Indonesia”.
Sedangkan peningkatan anggaran kesehatan terus berlanjut di tahun 2024, dimana porsinya naik 8,7% dari tahun sebelumnya menjadi Rp187,5 triliun. Langkah Pemerintah untuk menaikkan alokasi anggaran kesehatan dalam APBN 2024 sudah selayaknya mendapatkan apresiasi.
Sementara itu, Pemerintah mengalokasikan anggaran perlindungan sosial atau perlinsos yang mencakup Bantuan Langsung Tunai (BLT), bansos pangan, dan program keluarga harapan (PKH) dan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), senilai Rp 496 triliun pada APBN 2024.
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan nilai tersebut naik Rp 20 triliun dibandingkan anggaran serupa di APBN 2023, yaitu Rp 476 triliun.
“Tahun ini 2024 Bansos di dalam APBN kita nilainya Rp 496 triliun jadi beda Rp 20 triliun,” kata Sri Mulyani dalam konferensi pers Hasil Rapat Berkala KSSK, dikutip Senin (5/2/2024).
Berbagai upaya Pemerintah seperti tıga prioritas anggaran di atas, memang belum memuaskan banyak pihak. Apalagi pada posisi jumlah penduduk Indonesia 2024 mencapai 281.603.800 jiwa dan menjadi nomor empat terbanyak di dunia.
Sekali lagi tidak ada pilihan. Berdzikir menjadi alternatif penyelesaian. Oleh sebab itu, dengan
dzikir berarti mensucikan dan mengagungkan, juga dapat diartikan menyebut dan mengucapkan nama Allah atau menjaga dalam ingatan (mengingat). Bahkan ditinjau secara terminologi dzikir merupakan suatu usaha manusia dalam mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan cara mengingat Allah dan mengingat keagungan-Nya.
Sedangkan syukur
adalah ungkapan rasa terima kasih dan pengakuan atas segala nikmat yang telah diberikan oleh Allah atau Tuhan Yang Maha Esa. Dalam agama Islam, syukur sangat ditekankan sebagai bentuk ibadah dan kesadaran akan kebesaran Allah.
Selanjutnya, sabar atau derana adalah suatu sikap menahan emosi dan keinginan, serta bertahan dalam situasi sulit dengan tidak mengeluh. Sabar merupakan kemampuan mengendalikan diri yang juga dipandang sebagai sikap yang mempunyai nilai tinggi dan mencerminkan kekokohan jiwa orang yang memilikinya.
Sebagaimana firman Allah pada Surat Al Baqarah 153, “fadzkuruni adzkurkum wasykuru li wa la takfurun”. Artınya, (“Maka, ingatlah kepada-Ku, Aku pun akan ingat kepadamu. Bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah kamu ingkar kepada-Ku”).
Allah SWT memerintahkan kepada hamba-nya untuk mengingat-Nya disegala kondisi, baik dalam keadaan susah, keadaan senang, keadaan berlebih ataupun kekurangan. Sebab bagi yang ingat kepada Allah akan dijanjikan baginya sebaik-baiknya balasan, yakni bahwa Allah akan mengingatnya pula di dunia dan di akhirat.
Demikian pula antara manusia dengan manusia untuk selalu saling bersilaturrahmi dan saling mengingatkan.
Allah SWT juga memerintahkan kepada hamba-Nya untuk mensyukuri nikmat-nikmat yang telah diberikan oleh-Nya. Karena Allah memberikan nikmat sesuai dengan takarannya kemampuan hamba maka tingkatkanlah dengan bersyukur. “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti aku menambahi (nikmat) kepadamu,” (Surat Ibrahim, ayat 7)
Tentu saja nikmat tidak selalu dalam bentuk rupiah, bisa pula kesehatan, keamanan dan sebagainya. Nikmat dari Allah juga banyak yang melalui perantara mahluk, maka bagi yang bersyukur kepada makhluk menandakan ia bersyukur kepada Allah.
Sebaliknya, masih dalam ayat yang sama, Allah mengancam hamba-Nya yang enggan mau bersyukur. “Dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku) maka sesungguhnya adzab-Ku sangat pedih,” tegasnya.
Nikmat yang tidak disyukuri bukan hanya akan dicabut tetapi juga diganti dengan musibah di dunia ataupun siksa di akhirat.
“Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami selama mereka sabar. Mereka meyakini ayat-ayat Kami.”
Begitupula dengan sabar. Kata sabar dengan berbagai derivasinya disebut dalam al-Quran sebanyak 103 kali yang tersebar di 45 surah, 40% dari keseluruhan surah Al-quran yang berjumlah 114, di 93 ayat. Terkadang dalam satu ayat terulang kata tersebut sebanyak dua kali.
“Ya ayyuhallaziina aamanusta’iinu bis-sabri was-salaah, innallaaha ma’as-saabiriin”. (Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan salat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS. Al Baqarah: 153)
Oleh karena itu, dengan berdziiir, bersyukur, dan bersabar, insyaAllah akan menjadi kekuatan baru dalam melanjutkan pembangunan menuju Indonesia Emas. Tentu saja dengan menjunjung tinggi budi pekerti luhur sebagai panglima dalam mengawal dan menjaga marwah seluruh kekayaan alam dan potensi juga bakat seluruh anak bangsa. (*)