MOJOKERTO (WartaTransparansi.com) – Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P3A) berkolaborasi dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (P&K) Kota Mojokerto mengawali pelaksanaan Program sekolah ramah anak dengan sasaran yang lebih luas pelajar dan orang tua.
Upaya ini untuk mencegah kekerasan terhadap anak sekaligus menekan bullying antar siswa di sekolah.
Pj. Walikota Mojokerto, Moh. Ali Kuncoro sangat mendukung kolaborasi Dinas Sosial, P3A dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan di Kota Mojokerto untuk mencegah terjadinya kekerasan pada anak, sekaligus menekan bullying antar pelajar di sekolah, yang belakangan ini rama mencuat di sejumlah sekolahan secara nasional.
Menurut Ali Kuncoro dengan digulirkannya Program sekolah ramah anak yang di motori Dinas Sosial, P3A bisa mencakup sasaran yang lebih luas akan mempercepat menciptakan suasana sekolah yang aman dan damai. Karena dengan program tersebut bisa menjangkau sasaran masyarakat luas dengan memilih lokasi di fasilitas umum di mana saja. Namun selama ini memilih di balai kelurahan yang menyebar di kota Mojokerto.
“Pelaksanaan sosialisasi pembelajaran ramah anak, tidak haya fokus diberikan pada pelajar di sekolahan saja, tetapi juga di dukung memberikan sosialisasi pada orang tua siswa dan masyarakat dan ditempatkan di balai kelurahan atau lainnya. Jadi hasilnya lebih jitu,”tukas Pj. Walikota Mojokerto.
Kepala Dinas Sosial, P3K Kota Mojokerto, Choirul Anwar melalui Kabid P3A Kepala Bidang, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak) Muntamah menjelaskan pihaknya melakukan pencegahan kekerasan terhadap anak dengan kegiatan sosialisasi ke sekolah-sekolah se Kota Mojokerto sekaligus didukung dengan kegiatan sosialisasi dengan sasaran orang tua/masyarakat dengan lokasi di balai kelurahan yang menyebar di kota Mojokerto.
“Jadi program sekolah ramah anak itu, kita membuat bagaimana sekolahan ini menjadi suatu tempat yang aman, nyaman bagi warga sekolah tanpa ada kekerasan. Karena kebanyakan juga kekerasan di lingkup sekolah,”ucap Muntamah, usai memberikan sosialisasi pada pelajar dan orang tua, di Bali kota Mojokerto, Selasa (5/3/2024).
Dijelaskan selain di sekolah-sekolah, Dinsos Juga melakukan sosialisasi di setiap Kelurahan di Kota Mojokerto. Sebab kekerasan anak tidak hanya di sekolahan saja, melainkan di lingkup keluarga juga sering terjadi. Sedangkan sosialisasi di setiap kelurahan tersebut melibatkan ibu-ibu PKK, dan Dinsos juga mempunyai Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat di setiap Kelurahan.
“Jadi kita libatkan masyarakat untuk ikut serta, bagaimana mereka berpartisipasi dalam perlindungan anak. Nah kalau ada kasus kekerasan mereka bisa melapor secara cepat di 112,” pinta Muntamah
Secara terpisah, Plt. Kadis P&K (Pendidikan dan Kebudayaan) Kota Mojokerto, Rubby Hartoyo mengaku senang dan sangat mendukung progran sekolah ramah anak yang diinisiasi oleh Dinas Sosial, P3A kota Mojokerto. Karena untuk mencegah kekerasan pada anak mapun menekan bullying antar siswa di sekolah, tidak cukup berpasrah pada guru pengajar di sekolahan saja. Tetapi peran serta orang wali murid dan lingkungan di masyarakat sangat dibutuhkan.
Dengan hadirnya progran sekolah ramah anak yang diinisiasi oleh Dinas Sosial, P3A ini sangat mendukung sekali pencapaian untuk mencegah kekerasan pada anak mapun menekan bullying antar siswa di sekolah. Sehingga kasus kekerasan anak di Kota Mojokerto dari Tahun 2023-2024 mengalami kenaikan, dengan program ini mampu menurun dratis.
Dijelaskan angka tersebut cenderung meningkat karena anak-anak saat ini tahu caranya melapor kepada Dinsos ataupun ke kepolisian dikarenakan banyak yang sadar terkait tentang dirinya yang sangat berharga.(*)