Pj Wali Kota Ali Kuncoro Minta Wilayah Kranggan Jadi Pusat Pertumbuhan Ekonomi Hijau di Jatim.

Pj Wali Kota Ali Kuncoro Minta Wilayah Kranggan Jadi Pusat Pertumbuhan Ekonomi Hijau di Jatim.
Pj. Wali Kota Ali Kuncoro saat memberikan arahan pada Musrenbang di Aula Kec. Kranggan, Rabu (21/2/2024)

MOJOKERTO (WartaTransparansi.com)– Pj Wali Kota Mojokerto Moh. Ali Kuncoro minta wilayah Kranggan Kota Mojokerto mampu hadirkan pembangunan fasilitas umum yang bernuangsa pertumbuhan Ekonomi Hijau (Green Economy) di era digital saat ini.

Pasalnya dengan diterapkan infrastruktur yang memperhatikan keseimbangan ekosistem kedepannya mampu menciptakan lapangan kerja baru sekaligus meningkatkan kesejahteraan ekonomi warga kota Mojokerto.

Ajakan menghadirkan wilayah Kranggan kota Mojokerto menjadi satu-satunya acuan pertumbuhan ekonomi hijau di Indonesia, diutarakan Pj. Walikota Mojokerto saat memberikan arahan pada Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Kec. Kranggan Kota Mojokerto di Aula Kec. Kranggan, Jl. PB. Sudirman No. 40 Kota Mojokerto, Rabu (21/2/2024).

Agar pembangunan berkonsep Green Economy bisa diterapkan di tengah perputaran roda ekonomi di kota Mojokerto saat ini, lanjut Ali Kuncoro, bisa kita awali dengan pembahasan pada kegiatan Musrenbang tingkat kecamatan Kranggan 2025 saat ini, yang dihadiri sejumlah Kepala OPD Pemkot Mojokerto, lurah se-Kecamatan Kranggan, tokoh masyarakat, tokoh agama, organisasi perempuan, LPM, serta perwakilan mahasiswa.

Ditambahkan pada dasarnya pemahaman pembangunan ekonomi hijau pasti muncul konflik antara aspek ekonomi dan permasalahan lingkungan. Namun sebenarnya permasalahan tersebut bisa dicari solusianya.

“Untuk mewujudkan pembangunan Green Economy ini, diakui akan muncul kendala baru terkait penyediaan lahan di wilayah yang sempit ini. Namun kita tetap optimis dengan mengoptimalkan yang ada dan tanpa mengabaikan berbagai aspek lingkungan, sehingga tetap memperhatikan permasalahan lingkungan di sekitarnya,”jelas Mas. Pj. Panggilan akrabnya Ali Kuncoro.

Menurut Ali Kuncoro, untuk mewujudkan pembangunan Ekonomi hijau tidak harus butuh lahan yang luas, namun butuh SDM kreatif dan mampu menciptakan dan mengkolaborasikan lahan yang ada dengan lingkungan pemukiman terdekat dan daerah sekitarnya.

“Di wilayah Kranggan ini pasti tidak sedikit para interpreneur muda yang mampu dan pahan terkait konsep pembangunan Green Economy. Bila perlu kami bantu menghadirkan tenaga profesional baik motivator/interpreneur muda yang mampu menguatkan pertumbuhan ekonomi melalui implementasi green economy di kota Mojokerto serta penguatan menjalin kerja sama antar daerah.

Menurut Ali Kuncoro, sebenarnya Ning Ita, Walikota Mojokerto sudah menghadirkan pertumbuhan pembangunan ekonomi hijau seperti TBM(Taman Bahari Mojopahit). Wisata bahari yg punya keseimbangan lingkungan tersebut, bukan hanya meningkatkan ekonomi warga sekitar. Tetapi PAD kota juga naik dan lapangan kerja juga banyak.

“Sekarang tinggal wilayah Kranggan berinisiatif menghadirkan pembangunan bernuangsa Green Ekonomi,”pinta Ali.

Pj. Walikota mencontohka bagian kecil dari
Pembangunan ekonomi hijau yg bisa ditersapkan di kota mojokerto, bisa memanfaatkan fasilitas umum(fasum) di tiap kelurahan dan kolaborasi dengan warga sekitarnya untuk menciptakan hunian yg hijau dan nyaman.

“Disaat sekarang ini banyak orang yang mencari lokasi terbuka yg teduh dan nyaman. Kalau sudah jadi tempat berkumpulnya orang, warga sekitar dan kelurahan tinggal menyiapkan fasilitas pendukung yang menghasilkan PAD dan meningkatkan penghasilan warga,”tambah Ali.

Pembangunan ekonomi hijau juga bisa menghadirkan wisata edukasi melibatkan fasum kolaborasi dengan lahan pemukiman warga agar lebih luas.
Menurut Ali Kuncoro, kalau sudah paham tentang ekonomi hijau, kedepannya wilayah Kranggan akan banyak bermunculan destinasi wisata plus kuliner dengan nuangsa teduh dan nyaman.

Kedepannya akan hadir Wisata Kampung Delima, Kampung Sandal, Kampung Jajan dan banyak nama dan model lainnya.
Sosok yang akrab disapa Mas Pj tersebut menambahkan bahwa saat ini dunia sudah dibayangi resesi ekonomi. (*)