“Pokoknya orang Surabaya, ber-KTP Surabaya bisa menikmati fasilitas di sini secara gratis. Ketika ada anak-anak yang ingin terapi wicara bisa dilakukan disini karena tidak hanya melatih kemandirian tetapi ada tempat terapinya. Saya ingin mendekatkan pemerintah dengan masyarakatnya, ini yang ingin saya buktikan karena SDM itu penting, dan itu pertanggungjawaban pemerintah kepada masyarakat,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Surabaya, Anna Fajriatin mengatakan bahwa seluruh anak-anak istimewa di Kota Surabaya dapat memanfaatkan segala fasilitas dan ruang yang tersedia di RAP ini secara gratis, dan tidak dipungut biaya. Selain itu, Pemkot Surabaya juga menyediakan orang-orang yang hebat untuk melatih mereka menjadi anak-anak yang mandiri serta berprestasi.
“Keberadaan Rumah Anak Prestasi Kedung Cowek ini semakin melengkapi fasilitasi Pemkot Surabaya terhadap anak inklusi, yang sebelumnya sudah ada. Anak-anak bisa semakin percaya diri, serta mengeksplor bakat mereka. Dan sesama orang tua bisa saling menguatkan yang kemudian berdampak baik pada hasil karya mereka yang semakin bagus dan memiliki nilai jual yang tinggi,” kata Anna.
Ia menambahkan, dua RAP sebelumnya, yakni RAP Nginden Semolo dan RAP Sonokwijenan memiliki progres yang luar biasa. Sedangkan di RAP Kedung Cowek, terdapat tambahan fasilitas berupa THT, dance, hingga Bahasa Inggris. “Ternyata anak-anak istimewa juga sangat antusias dengan Bahasa Inggris, Alhamdulilah didukung oleh Dinas Pendidikan (Dispendik) lewat para guru-gurunya. Nanti di masing-masing RAP ada keistimewaan sendiri-sendiri,” imbuhnya.
Tak hanya itu saja, ada pula anak-anak istimewa dari luar Kota Surabaya yang dikirimkan ke RAP untuk mengikuti program magang secara gratis. Mereka memiliki bakat melukis, setiap harinya mereka tinggal di Liponsos Kalijudan lalu berkarya di RAP. Hasilnya tak main-main, karya mereka laku terjual, dan hasilnya penjualannya langsung masuk ke tabungan mereka masing-masing.
“Ada dari Padang dan Sulawesi, mereka sudah punya keahlian melukis, dikirimlah ke kami untuk magang selama 1-2 bulan, dan tinggalnya di Kalijudan. Setiap hari di RAP, Alhamdulilah lukisannya sudah terjual dan masuk ke tabungan mereka,” ungkapnya.
Di samping itu, hasil karya anak-anak RAP berupa batik juga telah dibeli oleh perusahaan untuk dijadikan seragam kerja. “Hasil batik salah satu anak RAP diambil oleh PT. Sier, lukisannya digunakan untuk seragam. Harapan kami semakin banyak OPD dan juga Baznas bisa memberdayakan hasil karya anak-anak di RAP,” ujarnya. (wet)