MOJOKERTO (WartaTransparansi.com)–Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Dinas Perdagangan Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Mojokerto mendadag inspeksi ke Pasar Raya Mojosari. Ini setelah melihat perkembangan harga cabai mulai meroket dan penjualan di tingkat pengecer atau pedagang sudah menembus Rp. 80.000/Kg.
Kepala Disperindag Kabupaten Mojokerto, Iwan Abdillah saat dikonfirmasi usai memantau harga cabai rawit di Pasar Mojosari Raya, Jum’at (26/1/2024) malam menjelaskan, pihaknya sengaja datang pada malam hari bersamaan dengan jajaran gabungan dari Dispari, Bulog Mojokerto dan dipimpin langsung oleh asisten Perekonomian dan Pembangunan, untuk memantau langsung penjualan cabai di pasar terbesar di Mojosari ini.
“Kami mulai survey selama 3 kali sehari, mulai pukul 04.00 WIB dini hari, sore sekitar pukul 16.00 WIB dan sampai malam pukul 23.30 WIB. Sasaran yang dipantau distributor cabe merah dan rawit di pasar raya Mojosari,” kata Iwan, Jumat (26/01/2024) malam.
Iwan menambahkan, beberapa waktu terakhir harga komodoti cabai di pasar belakangan terakhir dikeluhkan masyarakat lantaran adanya kenaikan yang signifikan. Sehingga, pihaknya langsung turun ke lokasi untuk memastikan betul adanya harga pangan tersebut.
“Hasil pemantauan dari pagi dini hari tadi hingga malam hari ini, harga di tingkat distributor mencapai Rp. 60 ribu, sedangkan di tingkat pengecer atau pedagang mencapai Rp 80 ribu,” jelas Kepala Disperindag.
Hasil dari pemantauan harga tersebut, akan di koordinasikan bersama tim yang terdiri dari Kantor Dispari dan Kantor Disperindag Kab. Mojokerto bersama Perum Bulog Kancab Mojokerto sebagai lembaga yang akan diberikan penugasan pemberian subsidi ini bakal dilaksanakan.
“Rencananya kami akan memberikan subsidi harga, dengan memberi keuntungan atas penjualan di tingkat distributor. ”paparnya.
Namun sebelum melaksanakan pemberian subsidi tersebut, perlu dilakukan pemetaan terlebih dahulu. Misalnya perlu adanya koordinasi antara distrbutor dan pengecernya.
“Perlu pemetaan pengecer yang ada di Pasar Raya, mengambilnya dari distributor mana yang jadi tempat kulaknya. Setelah mengetahui jalurnya, kami bersama tim baru bisa mengambil langkah,” pungkasnya. (*)