Wujudkan Peningkatan Gizi Cegah Stunting, Pemkab Mojokerto Sasar Pengantin

Wujudkan Peningkatan Gizi Cegah Stunting, Pemkab Mojokerto Sasar Pengantin
CEGAH STUNTIN :  Penandatanganan komitmen bersama untuk penurunan stunting, AKI dan AKB yang dilakukan oleh Bupati Mojokerto dan Kepala KUA Kecamatan se-Kabupaten Mojokerto

MOJOKERTO (WartaTransparansi.com) –  Pemkab Mojokerto menggelar sosialisasi peningkatan gizi dan kesehatan bagi calon pengantin (Catin) baru dan pasangan usia subur (Pasu) yang berlangsung di Djimbaran Resto Jalan Raya By Pass, Mergelo, Meri, Kec. Magersari, Mojokerto. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mencegah stunting sejak dini, Kamis (14/12/2023), sore.

Kegiatan yang diinisiasi Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan (DP2KBPP) Kabupaten Mojokerto menjalin kerjasama dengan Kantor Kementerian Agama (Kankemenag) setempat ini, ini juga dilakukan penandatanganan komitmen bersama untuk penurunan stunting, AKI dan AKB yang dilakukan oleh Bupati Mojokerto. Dan melibatkan Kepala KUA Kecamatan se-Kabupaten Mojokerto, Camat, Ketua IBI, Ketua Muslimat dan Ketua Aisyiyah.

Bupati Ikfina mengatakan, calon pengantin perlu dilakukan pemeriksaan kesehatan sebelum 3 bulan melangsungkan pernikahannya. Sebab, 48 persen calon pengantin perempuan rentan mengalami anemia atau kekurangan darah.

Ia menjelaskan, untuk memenuhi gizi pada calon bayi, para ibu hamil harus memiliki lingkar lengan minimal 23,5 cm. Hal tersebut merupakan salah satu indikator tanda ibu yang tidak kurang gizi.

“Gizi anak dikasih dari ibunya, jika ibunya kurang gizi trus anaknya gimana. kandungan dalam anaknya tidak boleh kekurangan gizi. karena itu indikator seorang ibu tidak kurang gizi lengannya tidak kurang dari 23,5 cm,” jelasnya.

Ikfina berpesan, untuk menurunkan angka stunting di Kabupaten Mojokerto, perlu pemenuhan gizi pada setiap balita. Hal itu untuk mendapatkan pertumbuhan balita yang maksimal. Selain itu, Ikfina menambahkan, pola makan dan kesehatan ibu juga perlu diperhatikan untuk menjaga kesehatan bayinya.

“Untuk menekan stunting, perlu diperhatikan yang pertama kesehatan fisik si ibunya karena kunci ada di ibu hamil. setelah itu gizi anak-anak harus tercukupi agar tidak sakit berulang, minimal ASI untuk anak usia di bawah 2 tahun,” terangnya.

Bupati Ikfina juga berpesan kepada calon pengantin yang hadir di sosialisasi tersebut agar nanti setelah menjadi seorang ibu dan ayah tidak lupa memperhatikan pertumbuhan anak. “Supaya kedepannya para balita menjadi generasi penerus yang pintar dan berkarakter,” pungkasnya.

Selain Bupati Mojokerto, Ikfina, kegitatan ini juga dihadiri Kepala Biro SDM BKKBN Pusat Viktor H. Siburian, Pembina program KBKR perwakilan BKKBN Provinsi Jatim Sofyan Rizalanda. (*)