Hadiah HUT Jatim, Sepak Bola PON “Menyerah di Tangan Penguasa”

Hadiah HUT Jatim, Sepak Bola PON “Menyerah di Tangan Penguasa”
Komut Media Koran Transparansi Djoko Tetuko Abd Latief

Sejarah telah mencatat bahwa sepak bola Pekan Olahraga Nasional (PON) Jawa Timur, di luar dugaan “menyerah di tangan penguasa”. Proses tarik ulur berkaitan dengan dana anggaran untuk pemusatan latihan daerah (Puslatda), sangat minim dan tidak manusiawi untuk ukuran Provinsi Jawa Timur, dengan nilai

Perubahan APBD Provinsi Jawa Timur Tahun Anggaran 2023 berubah menjadi sebesar Rp 36.370.601.051.781 atau mengalami penambahan Belanja Daerah sebesar Rp1.137.709.796.573,” tentu sangat mengagetkan semua pihak. Terutama Provinsi pesaing seperti DKI Jakarta dan Jawa Barat.

Jawa Timur sesuai pembagian grup bersama tuan rumah Jawa Tengah, DI Yogjakarta, dan Kalimantan Barat, bermain sejak Senin (16/10/2023) di Kota Magelang. Tetapi sayang seribu sayang, Jawa Timur tidak ikut berpartisipasi. Ya anggap saja sebagai hadiah hari ulang tahun (HUT) Jawa Timur ke-78, tepatnya 12 Oktober 2023, dengan berbagai acara.

Ketidakikutsertaan Jawa Timur, tentu tidak wajar. Apalagi gudangnya pemain muda berbakat. Padahal sekedar mengingatkan ketika terakhir merebut medali emas cabang olahraga sepak bola PON, sekaligus berturut-turut tiga kali atau hatrick pada PON XVII di Samarinda Kalimantan Timur, dengan posisi tim terjepit dan direkayasa sedemikian rupa. Pada tehnicall meeting semi final dan final, kami sebagai wakil Tim Sepak Bola ibaratnya menyerahkan jiwa, demi menjaga marwah Kontingen PON Jawa Timur. Saksi hidup M Afif, pelatih kiper yang mendampingi Aji Santoso, pada saat TM gemetaran melihat situasi seakan akan tidak terkendali. Alhamdulillah dengan berbagai ikhtiyar termasuk istighotsah dan doa-doa lain, gol-gol gaib akhirnya mengantarkan sepak bola merebut medali emas melengkapi ketangguhan Kontingen Provinsi Jawa Timur, kali pertama juara umum di luar kandang. (lihat perolehan medali)

Nasi sudah menjadi bubur. Pada Babak Kualifikasi Pra PON cabang olahraga sepak bola, untuk PON XX Sumatera Utara – DI Aceh, Jawa Timur tidak ikut berpartisipasi alias tidak mengikuti babak kualifikasi kegiatan dimaksud alias menyerah kalah tanpa hadir di medan laga, di Magelang Jawa Tengah. Karena tuan rumah Provinsi tetangga sebelah barat ini.

Lebih mengherankan dan tidak masuk akal, justru sepak bola PON Jawa Timur menyerah karena penguasa dengan sengaja, tidak memberi marwah untuk pemain-pemain terbaik dari provinsi paling timur pulau Jawa, dengan tidak memberi kesempatan mengucurkan dana atau anggaran sebagaimana harapan semua pihak. Terutama pemangku dan insan sepak bola.

Seorang wartawan olahraga dan sepak bola, memberikan komentar begitu menyayat hati. “Ini kejadian menyedihkan sekaligus memalukan”. Tetapi apakah para penguasa juga malu dengan peristiwa ini. Atau sengaja melakukan semua ini menjadi bagian dari strategi saling memenangkan atau mengalahkan “permainan sama-sama penguasa”. Dengan obyek permainan cabang olahraga sepak bola.

Bisa jadi (jika tidak salah) jabatan Ketua Umum KONI Jawa Timur beserta kabinet kepengurusan sekarang, karena bukan kehendak penguasa. Sehingga dengan segala cara, dalam hal anggaran pembiayaan Puslatda atau sejenis, harus menerima kenyataan pahit menerima anggaran apa adanya?

Saya pernah mengaji kepada ustad bahwa menjadi pemimpin seperti bupati/wali kota, gubernur, hingga presiden karena dipilih rakyat, maka tanggung jawab terhadap satu rakyat jika tidak makan, akan diminta pertanggungjawban di akhirat kelak.

Jika membiarkan pemain berprestasi di cabang olahraga sepak bola di Jawa Timur, yang semestinya mendapat kesempatan ikut pertandingan mulai dari Babak Kualifikasi dengan persiapan persiapan standar, lalu 30 atau lebih pemain-pemain itu tidak mendapat kesempatan pada jamannya? Apakah para penguasa, tidak takut diminta pertanggungjawaban. Apalagi dalam mengelola Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Jawa Timur, sejatinya uang rakyat yang harus dijalankan dengan profesional dan proporsional.

Tetapi kata Pak Tani, salah satu guru sufi sangat sederhana, bahwa semua peristiwa atau kejadian, termasuk pada saat ini ketika Tim Sepak Bola PON. Jawa Timur, tidak ikut berpartisipasi atau absen pada Babak Kualifikasi. Maka semua harus diserahkan semata-mata karena kehendak Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Bahwa itu bagian dari tidak masuk akal atau keajaiban, maka semua keajaiban sudah menjadi sunnahtullah. Terjadi atau digerakkan karena kekuasaan Allah SWT. Sebab, tidak satu pun keajaiban di langit dan di bumi, kecuali karena Allah SWT.

Sebagimana firman Allah pada Surat An-Naml (ayat 65), “Katakanlah (Muhammad)”, “”Tidak ada sesuatu pun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang gaib, kecuali Allah. …””.

Pak Tani berpesan anggap saja Tim Sepak Bola PON Jawa Timur, tidak ikut bertisipasi karena keputusan gaib atau ajaib, walaupun secara akal sehat semua itu adalah hal yang nyata. Tetapi jika sudah masuk wilayah gaib semua semata-mata karena Allah Subhanahu wa Ta’ala. Serahkan kepada Ilahi Robbi dengan penuh keikhlasan. (Djoko Tetuko)

Daftar Perolehan Medali PON XVII-2008 Kaltim

(Nomor ; Nama Provinsi ; Medali Emas; Perak; Perunggu; Total Medali)

1. Jawa Timur
139 113 111 363

2. DKI Jakarta
119 117 122 358

3. Kalimantan Timur 116 111 115 342

4. Jawa Barat
101 84 132 317

5. Jawa Tengah
52 81 80 213

6 Sulawesi Selatan
25 23 28 76

7. Sumatra Utara
20 11 29 60

8. Lampung
18 12 19 49

9. Bali
16 18 26 60

10. Riau
16 14 23 53