Mengagungkan Bulan Akhlak

Mengagungkan Bulan Akhlak
Djoko Tetuko

Sebagaimana Nabi Muhammad
bersabda; Innamaa bu’itstu li utammima makarimal akhlaq. Yang artinya; tidak sekali-kali saya diutus oleh Allah (kecuali) hanya satu untuk menyempurnakan akhlak, untuk membangun akhlakul karimah”.

Karena akhlak menjadi pilar semua gerak gerik kehidupan dalam menjaga, marwah seorang hamba, menjadi payung keilmuan dan kehormatan karena harta atau tahta. Juga menjadi pembuka jalan sekaligus petunjuk dalam mengendalikan dan menjaga kemuliaan. Maka mengagungkan akhlak dalam bulan akhlaq, guna memperkuat budi pekerti dalam kehidupan sehari-hari adalah kebiscayaan. Dan perwujudan kesejatian bulan akhlaq (bulan menjaga dan meningkatan budi pekerti).

Cara santun menenun akhlaq sekaligus meneladani Nabi Muhammad dengan banyak melantunkan dzikir (mengingatkan Ilahi Robbi) dalam berbagai kesempatan. Tentu saja dengan sungguh-sungguh karena semata mata hanya untuk Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Sebagaimana firman Allah pada Surat Al Ahzab ayat 21; “Laqad kana lakum fī rasulillahi uswatun hasanatul limang kana yarjullaha wal-yaumal-akhira wa zakarallaha kasīra”
Yang artinya ; “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.

Juga menghiasi hati atau qalbu dengan memperbanyak membaca sholawat karena meneladani dan mengikuti petunjuk Allah Subhanahu wa Ta’ala sebagai Surat Al Ahzab ayat 56;
“Innallaha wa mala’ikatahu yushalluna ‘alan-nabiyy(i), yaayyuhal-ladzina amanu shallu ‘alaihi wa sallimu taslīma(n). Yang artinya; “Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bersholawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, berselawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya”. (*)