MOJOKERTO (WartaTransparansi.com) –Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari menyayangkan adanya salah satu pabrik rokok di kota Mojokerto yang terpaksa ditutup
disaat pemerintah tengah berupaya menurunkan jumlah pengangguran. Keprihatinan ini diutarakan saat melaksanakan pembinaan dan evaluasi kinerja Tim Dewan Pengupahan Kota (Depeko) dan Lembaga Kerjasama (LKS) Tripartit Kota Mojokerto di Ruang Sabha Pambojana, Rumah Rakyat pada Jum’at (8/9/2023).
“Terus terang, saya sebagai kepala daerah sangat prihatin ada perusahaan rokok yang harus gulung tikar. Saya selaku kepala daerah sudah mencoba mengikhtiarkan agar ada investor yang berkenan, berminat untuk melakukan restrukturisasi,”jelas Ning Ita, sapaan akrab wali kota Mojokerto.
Dengan ditutupnya salah satu pabrik rokok yang cukup besar di Kota Mojokerto tersebut, lanjut Ning Ita, tentunya akan berakibat bertambahnya jumlah pengangguran di saat pemerintah tengah berupaya menurunkan angka pengangguran terbuka pasca pandemi covid-19.
“Sangat disayangkan kalau di tengah kondisi kita harus berjuang menunkan angka tingkat pengangguran terbuka, di sisi berbeda ada perusahaan yang lumayan memiliki jumlah pekerja dan ini harus ditutup atau tidak lagi melanjutkan usahanya di Kota Mojokerto,” kata Ning Ita
Selain berdampak pada meningkatnya angka TPT, penutupan pabrik rokok juga berimplikasi berkurangnya Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT). Sehingga Pemerintah Kota Mojokerto tidak lagi dapat mengalokasikan dana bagi para buruh pabrik rokok yang masih ada, apalagi di Kota Mojokerto ini juga tidak ada petani tembakau yang berkaitan dengan DBHCHT.
“Tahun ini sejatinya kami sudah mengalokasikan anggaran untuk diberikan kepada para buruh pabrik rokok, namun ternyata tidak diperbolehkan, karena pabrik rokok di Kota Mojokerto sudah dianggap tidak beroperasi sejak tahun sebelumnya,” terang wali kota, Ning Ita.
Disampaikan Ning Ita, Industri di Kota Mojokerto sangat terbatas, maka ke depan pemerintah akan senantiasa mendorong tumbuhnya UMKM, karena Insyaallah dengan berfokus pada UMKM ini yang akan mendorong pertumbuhan ekonomi di Kota Mojokerto.
“Dengan bertumbuhnya UMKM Ning Ita juga berharap akan mengurangi jumlah pengangguran di Kota Mojokerto. Kita dorong masyarakat kita untuk menjadi wirausaha bukan lagi mencari pekerjaan. Karena memang faktanya lowongan pekerjaan yang tersedia di Kota Mojokerto ini bisa dikatakan sangat terbatas, jadi bagaimana masyarakat bisa menciptakan pekerjaan bagi dirinya sendiri atau kalau bisa juga menyediakan pekerjaan bagi orang lain dengan membuka usaha atau menjadi wirausaha,” imbuhnya. (*)