SIDOARJO (WartaTransparansi.com) – Pentas seni dalam rangkaian resepsi memperingati HUT ke-78 Kemerdekaan RI, di lingkungan Rukun Warga 2 Kelurahan Celep, tampil memberikan hiburan dari bayi lima tahun (balita) sampai ibu-ibu PKK.
Ketua Panitia Pelaksana, Abd Kosim mengatakan sangat senang dan berterimakasih kepada seluruh panitia dan warga, karena sampai malam puncak pentas seni berjalan lancar dan sukses.
Ketua RW 2, Raden Haery Soeaidy, mengatakan sangat bersyukur atas kekompakan seluruh warga, dalam berpartisipasi sejak awal dengan berbagai lomba sampai pantas seni malam ini.
“Saya mengucapkan terima kasih atas bantuan moril maupun meteriil seluruh warga, terutama keikutsertaan anak anak balita sampai ibu-ibu dalam berbagai kegiatan,” kata Heary.
Lurah Keluaran Celep, Bambang Prasetio SE, menyatakan bangga atas penyelenggaraan acara berkaitan dengan HUT ke-78 Kemerdekaan RI. Apalagi menampilkan warga sendiri untuk tampil di acara pentas seni.
“Pergelaran pesta seni seperti ini sangat positif, semoga menjadi kegiatan yang bermanfaat bagi proses pendidikan anak-anak, dan menjadi hihuran warga,” kata Bambang.
H. Djoko Tetuko Abdul Latif mewakili tokoh masyarakat Kelurahan Celep, menyampaikan supaya setiap memperingati HUT Kemerdekaan RI, tetap mengumandangkan pekik “Merdeka” dan takbir “Allohu Akbar”, karena hal itu bagian dari perjuangan sejak sebelum kemerdekaan sampai saat merdeka dan “hidup mati” mempertahankan kemerdekaan.
“Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan Pancasila, sudah final dan harus diwujudkan Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia dengan menjiwai 4 sila sebelumnya dengan sungguh-sungguh,” tuturnya.
Kemerdekaan, kata Djoko, harus disyukuri supaya kenikmatan terus bertambah. Dan warga harus terus menerus berbuat dalam bermasyarakat selalu bermanfaat terhadap sesama.
“Untuk menjadi warga yang bermanfaat, harus bersungguh sungguh, ber KeTuhanan yang Maha Esa, taqwa kepada Allah SWT, berakhlaqul karimah, karena menjadi sila kesatu dan kedua, Kemanusiaan yang adil dan beradab, kunci berbudi pekerti luhur,” tandasnya.
Sedangkan, Persatuan Indonesia dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, harus terus digelorakan sebagai semangat gotong royong. “Menjaga persatuan dan kesatuan juga senantiasa musyawarah sebagai roh Pancasila, akan menjadi perekat kerukunan warga dalam kehidupan sehari hari,” pesannya. (*)