Sudah Tidak Takut Lagi Sama Malaikat Izroil

Sudah Tidak Takut Lagi Sama Malaikat Izroil
H.S. Makin Rahmat

Al Faqir tidak mengajari ikan berenang, harimau atau macan menggaung serta ayam berkokok. Itu suda sunnatullah. Yang jelas, semua akan dihisab sesuai amal perbuatannya.

Jujur, Al Faqir sendiri merasa banyak dosa, berjibun pelanggaran terjadi. Masih ada kewajiban dilalaikan, banyak larangan diterjang. Setidaknya, hamba berharap ampunan dari Yang Maha Maghfiroh (Pengampun). Setidaknya ada setitik sinar Rahmat Allah menyentuh hati hamba yang berlumur dosa.

Kembali pada netralitas seorang hakim atau juri, jika seseorang sengaja mengkhianati atau menjual jabatan demi hubbub dunya (cinta dunia), maka hanya memperoleh dunia.

Tipe Hakim atau juri itu terdiri atas tiga macam, satu orang di surga dan dua lainnya di neraka. Seorang hakim yang tahu kebenaran dan ia memutuskannya dengan kebenaran itu, ia berada di surga. Sedangkan, hakim lain yang mengetahui kebenaran, namun ia menyimpang dengan sengaja, ia berada di neraka. Dan, seorang hakim yang memutuskan perkara tanpa didasari dengan ilmu, ia berada di neraka.” (HR Abu Dawud, Tirmidzi, dan Ibnu Majah).

Begitu juga mereka yang senantiasa melakukan sogok (suap-menyuap) dan korupsi. ”Allah melaknat orang yang memberi suap dan menerimanya dalam memutuskan (suatu perkara).” (HR Tirmidzi).

Semua tentu tergantung kepada kita sendiri, selalu terpuruk dalam kenistaan atau berusaha berubah dan bangkit dan siap di hari hisab. Selaras dengan QS Al Isro 13-14, artinya:Dan tiap-tiap manusia itu telah Kami tetapkan amal perbuatannya (sebagaimana tetapnya kalung) pada lehernya. Dan Kami keluarkan baginya pada hari kiamat sebuah kitab yang dijumpainya terbuka. ”Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu sendiri pada waktu ini sebagai penghisab terhadapmu”. Shodaqollahul adliim. Wallahu a’lam bish-showab. (*)