Jalani Hidup Apa Adanya

Jalani Hidup Apa Adanya
H.S. Makin Rahmat (tengah)

Oleh H.S. Makin Rahmat (Santri Pinggiran, Wartawan UKW Utama, Ketua SMSI Jatim)

Alhamdulillah, Rabu (23/8/2023) menjadi hari cukup istimewa. Kudrotillah, Al Faqir mendapatkan mandat untuk mengisi pengajian interaktif di hadapan manajemen

Hotel Bumi Surabaya dengan tema: “Mengisi kemerdekaan dan Meningkatkan Etos Kerja.”

Ya seperti air mengalir saja, setelah mukadimah dengan menomorsatukan Allah SWT dan menyampaikan sholawat dan salam kepada manusia Agung Baginda Rasulullah SAW, mulai kami mengajak seluruh yang hadir dalam majelis menata niat, perkataan dan hati pada fitrah awal sebagai hamba yang diciptakan untuk beribadah kepada Sang Khalik.

Konsep mendasar ini harus tertanam dalam jiwa dan sanubari kita. Sebagai seorang muslim tentu menjadi kewajiban menunaikan salat. Hakekat dari ibadah salat, bukan sekedar mampu menghindari perbuatan fasikh dan munkar tapi komitmen independen personal dan sosial kepada Allah yang kita sembah. Bacaan dalam salat berisi pujian, permohonan dan doa sebagai wujud interaksi seorang hamba dengan berbagai kelemahan. Ada nilai kebersamaan, taat imam, dan jiwa sosial berkesinambungan dalam pelaksanaan sehari-hari.

Bagaimana saat kita bertakbirrotur ikhram disertai niat dengan membaca: Allahuakbar (Allah Maha Besar). Pernyataan sikap dan kepasrahan harus dimiliki bahwa hanya Allah yang Maha Besar, kita ini hambaNya kecil, bahkan sangat kecil sekali. Inilah bentuk pengakuan bahwa kita tidak bisa apa-apa.

Begitu pula ketika ruku’ membaca: Subhaana rabbiyal adziimi wabihamdi (Maha Suci Allah Yang Maha Agung, serta memujilah aku kepadaNya). Maka yang berhak dipuji hanya Allah. Saat i’tidal (berdiri usai ruku’) membaca: sami’allahu liman hamidah (Allah mendengar orang yang memujiNya). Lantas sujud membaca: Suhnana rabbiyal a’laa wabihamdi (Maha Suci Allah di tempat paling tinggi serta memujilah aku kepadaNya)

Baik ketika ruku’, i’tidal dan sujud mempunyai komitmen selaras bahwa kita ini tiada apa-apa dan siapa-siapa, manusia ini hinadina, kotor berlumur dosa hanya patut memuji kepada Dzat Yang Maha Suci dan Pengampun.

Singkatnya, rangkaian ibadah salat sangat bersinggungan langsung dengan kehidupan kita sehari-hari. Termasuk dalam mengisi kemerdekaan. Selain perintah taat kepada Allah dan Rasulnya juga diminta patuh kepada pemimpin sesuai firman Allah SWT dalam QS An-Nisa ayat 59: “Wahai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad) dan ulil amri (pemegang kekuasaan) diantara kamu…”