NASEHAT dari beberapa ulama yang pernah Al Faqir saat silaturahim adalah untuk meraih kebarokahan tetap menjaga akhlak, etika dalam pergaul dengan orangtua, guru, dan orang yang lebih tua. Itulah kunci sukses kehidupan, khususnya dalam menggapai cita dan menuntut ilmu.
Ditambahkan, sukses seseorang tidak lepas dari peran ibu, pasangannya dan guru yang ikhlas memberikan ilmunya. Karena ibu sebagai tempat pendidikan pertama anak dan pintu mendapatkan keridhoan Allah SWT. Sesuai hadits HR Muslim No. 2699: “Siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga.” Atau hadits lain, “Tuntutlah ilmu dari ayunan ibu sampai ke liang lahat.”
Adab dalam menuntut ilmu, bukan sekedar mendapatkan pelajaran dari seseorang (orangtua, guru dan ulama) prilaku murid dalam hal sopan santun dan memburu ridlo dan wasilah ilmu, menjadi ruang langit untuk menurunkan RahmatNya.
Sebetulnya, berjibun kisah ketaatan, kepatuhan dan rendah hati seorang murid terhadap guru memberikan pengaruh luar biasa dalam meraih kebarokahan ilmunya.
Siapa yang tidak kenal pendiri organisasi keagamaan Muhammadiyah KH Ahmad Dahlan Yogyakarta dan muassis Nahdlatul Ulama Hadratus Syech KH Hasyim Asy’ari yang pernah berguru kepada ulama khos Mbah Sholeh Darat Semarang. Ternyata, salah satu kebiasaan kedua santri istimewa itu adalah berebut kelompen atau bakiyak untuk ditata di tempat pelataran masjid atau majelis. Sebagai bukti tawadu (rendah hati) dari seorang murid terhadap gurunya.