Setengah Abad Karnaval Kampung Celep

Setengah Abad Karnaval Kampung Celep
Djoko Tetuko pada masa kecil saat ikut karnaval dan waktu muda saat ikut lomba patrol serta saat menyaksikan Karnaval Kampung Agustusan Kampung Celep 2023.

SIDOARJO (WartaTransparansi.com) – Karnaval Nusantara dengan kostum berbagai pakaian adat, juga masih sangat mendominasi pakaian menggambarkan tentara rakyat jaman perang kemerdekaan, hanya bermodal bambu runcing, dan penderitaan rakyat Indonesia jaman Romusa (kerja paksa jaman Jepang), model pakaian Menir Belanda, begitu mewarnai saat menyaksikan Karnaval Kampung Celep, Kamis, 17 Agustus 2023.

“Karnaval ini sudah setengah abad lebih, karena jaman masih kecil, kira-kira awal tahun 70-an sampai sekarang, masih Istiqomah masih konsisten berlangsung dengan peserta mulai anak-anak bayi lima tahun (balita) sampai kakek neneknya,” kata Ketua Takmir Masjid Al-Hidayah, H Djoko Tetuko Abdul Latif, saat menyaksikan di start dan finish.

Berikut ini wawancara Nuriya Maslahah, wartawan WartaTransparansi.com dengan Djoko Tetuko yang juga mantan Ketua RW 1 dan peserta karnaval jaman tahun 70-an.

WT : Apakah Abah Djoko punya kesan dengan Karnaval Kampung Celep ini?

JT : Bukan hanya punya kesan, tetapi sangat berkesan dan punya cerita tersendiri.

WT : Cerita soal apa itu?

JT : Alhamdulillah Karnaval Kampung Celep ini sudah berlangsung selama setengah abad lebih. Dengan peserta begitu semangat dan guyub juga menampak gotong royong.Saya ingat waktu itu masih kecil, kelas 2 atau 3 Madrasah Ibtidaiyah (SD) sekitar tahun 1970-an awal, sudah ikut dengan pakaian tentara rakyat perang, baju robek robek dan berbekal hasduk pramuka diikatkan di kepala dengan senjata bambu runcing. Waktu itu sudah kelihatan mewah dan senang.

WT : Jadi karnaval ini sudah cukup lama?

JT : Alhamdulillah, sudah cukup lama, sudah setengah abad lebih Karnaval Kampung Celep ini. Dulu pelopor sekaligus yang punyai inisiasi adalah pemuda-pemudi jaman itu.

Waktu itu ada KP3 Celep (Kumpulan Pergerakan Pemuda Pemudi Celep) organisasi pemuda, dengan aktivis seperti (almarhum) Maksum Anwar, Imron Syah, Sudirman Ma’ad, (almarhumah) Umi Kulsum, (almarhum) bapak Djoemeri, ada juga sebagai pembina bapak Totok dan bapak Edi sama sama dari TNI AL, kalau pak Djoem dari Marinir dan pernah Ketua RW 1. Tokoh-tokoh Kampung Celep, ketika itu mereka mempunyai inisiatif mengadakan karnaval untuk mengenalkan kebangsaan dan kenusantraaan kepada anak-anak dan generasi muda.

Alhamdulillah sampai hari ini masih berlangsung dengan semangat tidak berbeda, peserta dari tahun ke tahun terus baru, khususnya yang anak-anak. Bahkan banyak ibu-ibu yang dulu ikut waktu masih anak-anak, sekarang mendampingi anak-anaknya.

WT : Kesan apa paling bermakna?

JT : Ya Alhamdulilkah …, Karnaval Kampung Celep ini miniatur Indonesia dalam pakaian atau kostum. Dan juga menjadi kebanggaan anak-anak dan warga. Sekaligus sejak kecil sudah dikenalkan nilai nilai kebangsaan dan warna Nusantara. Warna perbedaan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, supaya saling menghargai dan saling menjaga toleransi dalam hal apa saja. Untuk menjaga persatuan anak bangsa.

WT : ada pesan untuk panitia dan warga?

JT : Alhamdulillah, dan terima kasih kepada seluruh panitia dan peserta dari seluruh warga Kelurahan Celep, dari anak-anak sampai bapak-bapak dan ibu-ibu yang juga sudah jadi nenek-nenek dan kakek-kakek. Pean khususnya agar sama-sama berdoa dan berpesan kepada generasi penerusnya supaya menjaga penyelengaraan Karnaval Kampung Celep yang sudah setengah abad lebih ini.

Masih ada sejumlah tokoh jaman itu yang masih ada, seperti Haji Miftahuddin dan Hajjah Lutfiyah pasangan suami isteri, yang menjadi salah satu pencetus sekaligus bisa cerita soal sejarah karnaval ini.

Pesan paling penting bahwa melestarikan Karnaval Kampung Celep ini, merupakan sumbangan sangat besar untuk menjaga kesatuan dan persatuan anak bangsa, menanamkan karakter berbangsa dengan beraneka suka bangsa, menanamkan jiwa berani berlaga dan menampilkan jati diri walau hanya pada acara karnaval. Dan tentu saja masih banyak lagi kemanfaatan dari karnaval ini. Oleh karena itu, kita doakan supaya langgeng sampai kapan pun. Guna mengisi kemerdekaan yang positif. (*)