DPR RI Siap Bawa Isu Besar Dalam Sidang Umum AIPA ke-44

DPR RI Siap Bawa Isu Besar Dalam Sidang Umum AIPA ke-44
Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI, Gilang Dhielafararez

SURABAYA (WartaTransparansi.com) – DPR RI akan membawa isu besar dan menampilkan wajah terbaik Indonesia dalam sidang Parlemen se-Asia Tenggara atau ASEAN Inter-Parliamentary Assembly (AIPA) ke-44. Sidang akan berlangsung di Jakarta pada 5-11 Agustus 2023.

“Sebagai bagian dari keketuaan Indonesia di AIPA tahun ini, DPR RI berkomitmen memberikan yang terbaik sebagai tuan rumah. Ini juga merupakan tanggung jawab besar atas nama negara dan rakyat Indonesia dalam menyukseskan event internasional,” kata Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI, Gilang Dhielafararez dalam rilis, di Jakarta, Rabu (26/7/2023).

Gilang pun mengajak masyarakat Indonesia untuk ikut berpartisipasi dalam perhelatan Sidang Umum AIPA ke-44 lewat berbagai bentuk dan sarana, termasuk dengan meramaikannya di jagad media sosial. Keberhasilan Indonesia menyelenggarakan event internasional dinilai akan semakin meningkatkan citra Tanah Air di kancah dunia.

Politisi Fraksi PDI-Perjuangan tersebut memaparkan, isu besar terakhir yang akan dibawa DPR RI ke Sidang AIPA ke-44 adalah mengenai mempersiapkan SDM dalam rangka menunjang Green Jobs sebagai salah satu penopang ekonomi hijau.

Gilang mengungkapkan, DPR RI sudah menggelar sejumlah rangkaian kegiatan jelang Sidang Umum AIPA ke-44, seperti AIPA-ASEAN Preparatory Meeting yang diselenggarakan di Labuan Bajo, NTT, untuk mendukung Keketuaan Indonesia pada KTT ASEAN ke-42.

DPR, sambung Gilang, juga telah mengadakan Sidang ke-6 ASEAN Inter-Parliamentary Assembly Advisory Council on Dangerous Drugs (AIPACODD) atau Dewan Penasehat Perkumpulan antar Parlemen ASEAN terkait Obat-Obatan Berbahaya yang berlangsung pada 30-31 Mei 2023 di Bogor, Jawa Barat.

Kemudian ada juga Sidang Coordinating Committee of ‘Women Parliamentarians of ASEAN Inter-Parliamentary Assembly’ (WAIPA) atau Komite untuk Perempuan Parlemen AIPA yang digelar di Padang, Sumatera Barat, bulan Juni lalu.

Menurut Gilang, dua sidang tersebut telah menghasilkan draf resolusi yang ditandatangani oleh delegasi parlemen dari tiap-tiap negara ASEAN. “Draf resolusi AIPACODD dan WAIPA akan dibawa ke Sidang Umum AIPA, untuk kemudian menjadi pembahasan bersama,” jelasnya.

Sidang Umum AIPA 2023 ini dijadwalkan akan dihadiri oleh Parlemen negara se-Asia Tenggara yakni Brunei Darussalam, Kamboja, Laos, Malaysia, Philipina, Singapura, Thailand, Vietnam dan Indonesia sebagai tuan rumah. Sementara itu, Timor Leste yang baru bergabung menjadi anggota ASEAN ke-11 akan hadir sebagai ‘observer’ di Sidang Umum AIPA 2023.

Total peserta yang akan menghadiri Sidang Umum AIPA ada sebanyak 500 orang, termasuk delegasi dari 10 negara ASEAN. Selain itu perwakilan dari 20 negara observer, dan perwakilan dari 12 organisasi internasional.

AIPA lahir dari keinginan para anggota Parlemen negara-negara anggota ASEAN dalam upaya menumbuhkan kesepahaman bersama dalam membantu dan mendorong terwujudnya kerja sama yang lebih erat. Termasuk untuk menjembatani pemecahan permasalahan yang terjadi di negara-negara ASEAN.

Dari sejarahnya, AIPA sebelumnya bernama ASEAN Inter-Parliamentary Organization (AIPO). Terbentuknya AIPA merupakan inisiatif Indonesia di awal tahun 1970-an didorong oleh kemajuan yang dibuat oleh Asia Tenggara.

Saat itu, DPR RI menyampaikan ide untuk membentuk suatu organisasi yang terdiri dari parlemen-parlemen negara anggota ASEAN yang di awal tahun 1970-an masih hanya beranggotakan Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura dan Thailand. Ide Indonesia tersebut mendapat sambutan positif. (*)