Lebih lanjut, Muhadjir mengatakan, Kota Blitar dengan julukannya sebagai Kota Bung Karno punya tanggung jawab untuk mengejewantahkan cita-cita luhur Presiden RI ke-1 itu dalam mewujudkan Indonesia makmur dan keadilan sosial.
“Melalui kegiatan Bazar Blitar Djadoel, tiga daulat Bung Karno, yaitu daulat politik, mandiri ekonomi, dan berbudaya dalam kepribadian harus bisa diimplementasi. Oleh sebab itu teruskan apa yang sudah dirintis, yang sudah dimulai, yang sudah terjadi berkat kreativitas warganya dan dorongan pemerintahnya harus terus ditunjukkan,” jelasnya.
Dalam acara pembukaan Bazar Blitar Djadoel, hadir Walikota Blitar Santoso, Sekda Kota Blitar Priyo Suhartono, Pimpinan DPRD, jajaran Forkopimda, OPD dan masyarakat kota Blitar.
Muhadjir terlihat enjoy sekali dalam acara yang kental suasana kerakyatan tersebut. Dia menikmati sajian sendratari Tari Barong Kucingan, Tari Caping, dan nyanyian serta sajian budaya khas Blitar. Dia luruh dalam kegembiraan khalayak ramai dengan pelbagai aktivitas seperti menabuh Kendang Sentul. Melakukan tradisi tampah beras, mencanting kain, dan mengaduk jenang.
Muhadjir juga memborong produk kreatif lokal kaos dengan motif Presiden Pertama RI Soekarno produk dari Chakrawangsa, dan memborong beberapa kain batik khas Blitar. Udeng (ikat kepala) batik khas Blitar tetap dia kenakan sampai tiba di rumah pribadinya di Malang, Sabtu malam.(*/ANO)