Hingga Senin sore (15/5/2023) Kontingen SEA Games Indonesia pada perhelatan pesta olahraga se Asia Tenggara ke-32 di Kambodia, berhasil meraih 74 medali emas, 60 perak, dan 83 perak. Keberhasilan ini tidak lepas dari gebrakan pemerintah melalui Peraturan Presiden (Perpres) No 86 Tahun 2021 tentang Desain Besar Olahraga Nasional (DBON).
Salah satu pencetus ide DBON sekaligus mengimplementasikan sejak ditetapkan pada September 2021 dengan tugas utama dipundak Menteri Pemuda dan Olahraga, dan sejumlah kementerian dan lembaga terkait mendukung secara totalitas untuk memajukan pembinaan prestasi olahraga nasional di event dunia atau internasional.
Di tengah-tengah perhelatan SEA Games Kambodia 2023, wartawan WartaTransparansi.com Djoko Tetuko mewawancarai mantan Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali di Hotel Phnom Penh Kambodia.
“Hasil SEA Games Kambodia, tidak lepas dari hasil evaluasi SEA Games Vietnam. Dimana pola pembinaan untuk multievent harus konsentrasi pada nomor perorangan yang banyak medalinya,” kata Zainudin Amali, Senin malam (15/5/2023).
Berikut ini wawancara dengan Profesor Dr Zainudin Amali M.Si (sekarang Wakil Ketua Umum PSSI).
(WT) WartaTransparansi.com : Assalamu’alaikum Prof
(ZA) Zainudin Amali : Wa’alaikum salam Warohmatullohi Wabarokatuh.
WT : Lagi konsentrasi Timnas sepakbola ya Prof.
ZA : Alhamdulillah kita pengurus PSSI dan skuad Timnas Sepakbola SEA Games sama-sama berusaha mempersiapkan tim sebaik mungkin untuk pertandingan final.
WT : Apa saja Prof
ZA : Secara tehnis sudah disiapkan pelatih, dan mereka sore tadi baru latihan tertutup.
WT : Harapannya Prof
ZA : Harapannya mendukung dan mendoakan pemain, agar mampu berusaha dan berjuang semaksimal mungkin memberikan prestasi terbaik untuk bangsa dan negara.
Oleh karena itu, dukungan dan doa dari masyarakat Indonesia sangat diharapkan.
WT : Semoga berhasil dan menjadi sejarah baru sepakbola Indonesia.
ZA : InsyaAllah … Amin Ya Robbal Aalaamiin.
WT : Bicara soal prestasi Kontingen SEA Games 2023, kan hasil persiapan Kementerian Pemuda dan Olahraga pada masa Prof.
ZA : Hasil pembinaan bersama cabang olahraga, terutama pada nomor perorangan yang banyak menyediakan medali.
WT : Apa itu menjadi prioritas?
ZA : Benar! Sebab setelah mengikuti SEA Games di Vietnam, salah satu fokus pembinaan olahraga prestasi di multievent, termasuk SEA Games dan memperkuat implementasi DBON, maka harus konsentrasi pada cabor nomor perorangan yang menyediakan medali emas, perak dan perunggu dalam jumlah besar.
WT : Ceritanya gimana Prof?
ZA : Waktu itu bersamaan dengan implementasi DBON sebagai wujud pelaksanaan propgra
Perpres 86/2021, saya ke Pak Luhut menyampaikan haisl evaluasi bersama sejumlah profesor dan pakar olahraga.
WT : Singkatnya fokus pembinaan prestasi olahraga seperti apa?
ZA : Waktu itu saya bilang dengan pola pembinaan pada cabor nomor perorangan dengan jumlah medali yang diperebutkan cukup banyak, tentu mengeluarkan tambahan anggaran pembinaan.
WT : Diakui atau tidak bahwa peningkatan prestasi pada SEA Games Kambodia hasil DBON dan evaluasi pola pembinaan olahraga prestasi.
ZA : Itu pernyataan Anda.
WT : Tetapi kenyataannya kan demikian.
ZA : Kalau ditanya seperti di atas tadi, memang benar bahwa konsentrasi pola pembinaan olahraga prestasi pada multievent, memperkuat cabor nomor perorangan, seperti atletik, renang, gulat, pencak silat, dan lainnya.
WT : Berarti pencapaian SEA Games ini salah dari fokus pola pembinaan usai SEA Games Vietnam
ZA : Pak Terimedia Ketua Umum PGSI (gulat, red) kemarin menyatakan bahwa ini hasil program Kemenpora lalu.