Mudik dan Berkah Ekonomi Desa (28)

Diasuh Oleh Univ. Darul Ulum Jombamg

Mudik dan Berkah Ekonomi Desa (28)
J U N A E D I

O l e h : J U N A E D I

(Ketua Program Studi Magister Ilmu Ekonomi, Program Pascasarjana, Universitas Darul ‘Ulum Jombang)

MUDIK adalah sebuah tradisi perjalanan pulang kampung yang dilakukan oleh orang-orang di Indonesia pada saat menjelang hari raya Idul Fitri. Biasanya, mudik dilakukan oleh perantau yang bekerja atau menempuh pendidikan di kota-kota besar dan ingin merayakan Idul Fitri bersama keluarga di kampung halaman. Berbagai moda transportasi pun digunakan dalam tradisi mudik ini.

Mudik menjadi sebuah momen yang sangat dinanti oleh masyarakat Indonesia, karena selain bisa berkumpul dengan keluarga, mudik juga dianggap sebagai momen yang sakral dan sarat dengan nilai-nilai kebersamaan dan silaturahmi.

Tradisi mudik juga telah menjadi ikon dari budaya Indonesia. Namun, dalam tiga tahun terakhir (2020-2022), pemerintah dan masyarakat Indonesia sempat mengurangi atau menghindari mudik ketika terjadi pandemi Covid-19, demi menjaga kesehatan dan keselamatan masyarakat. Untuk tahun ini mudik sudah tidak ada larangan lagi.

Mengapa Mudik?

Ada beberapa penyebab utama mengapa masyarakat Indonesia melakukan mudik, di antaranya: Pertama, kebutuhan emosional. Kebutuhan emosional menjadi alasan utama mengapa banyak orang melakukan mudik. Kebutuhan untuk bersilaturahmi dan berkumpul bersama keluarga besar di kampung halaman pada saat Hari Raya Idul Fitri menjadi sangat penting bagi kebanyakan orang di Indonesia.

Kedua, tradisi dan budaya. Mudik merupakan sebuah tradisi dan budaya yang telah dilakukan turun temurun dan menjadi bagian penting dari budaya Indonesia. Tradisi ini juga menjadi cara bagi masyarakat Indonesia untuk mempererat hubungan keluarga, teman, dan kerabat.

Ketiga, libur panjang. Hari Raya Idul Fitri merupakan momen libur panjang bagi masyarakat Indonesia. Selama masa libur panjang ini, banyak orang memanfaatkan waktu luangnya untuk melakukan mudik ke kampung halaman.
Keempat, kondisi ekonomi.

Sebagian masyarakat Indonesia melakukan mudik karena ingin memperoleh penghasilan tambahan dengan membawa barang dagangan dari kota ke desa. Sebaliknya, ada juga yang memanfaatkan kesempatan mudik untuk mencari pekerjaan di kampung halaman.

Kelima, perspektif agama. Dalam perspektif agama Islam, umat Muslim dianjurkan untuk berlebaran bersama keluarga di kampung halaman dan juga untuk berziarah ke makam para leluhur.

Keenam, faktor psikologis. Beberapa orang juga merasa kurang nyaman merayakan Idul Fitri di kota besar dan ingin kembali ke kampung halaman yang lebih tenang dan damai serta berada ditengah-tengah keluarga besar.