Ramadan dan Perilaku Konsumtif Kita

Diasuh oleh Univ Darul Ulum Jombang hari ke 24

Ramadan dan Perilaku Konsumtif Kita
J U N A E D I

O l e h :   J U N A E D I
Ketua Program Studi Magister Ilmu Ekonomi, Program Pascasarjana, Universitas Darul ‘Ulum Jombang

RAMADAN adalah bulan yang “memaksa” kaum mukmin untuk berpuasa yang dilakukan selama sebulan penuh pada bulan kesembilan dalam kalender hijriah. Puasa Ramadan merupakan salah satu dari lima rukun Islam yang wajib dilakukan oleh umat Muslim yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu, seperti sudah dewasa, sehat, dan tidak dalam keadaan musafir.

Selama Ramadan, umat Muslim menahan diri dari makan, minum, dan aktivitas fisik yang dilarang dari fajar sampai terbenamnya matahari.

Tujuannya adalah untuk mendekatkan diri kepada Allah, mengasah kedisiplinan diri, meningkatkan keimanan dan ketaqwaan, serta merasakan dan memahami penderitaan orang yang kurang beruntung.

Selain menahan diri dari makan dan minum, kita juga dituntut memperbanyak amalan, seperti membaca Al-Quran, berdoa, berinfaq, dan melakukan amal kebajikan lainnya. Selain itu, juga kemampuan untuk menghindari perilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Islam, seperti mengumpat, berbohong, atau melakukan pencurian, korupsi dan tindakan tercela lainnya.

Puasa Ramadan juga memiliki dampak positif pada kesehatan dan sosial. Dampak kesehatan seperti menjaga berat badan, meningkatkan imunitas tubuh, dan mengurangi risiko beberapa penyakit seperti diabetes dan penyakit jantung.

Tentu untuk mendapatkan manfaat kesehatan cara berpuasa harus benar-benar mengikuti syariat yang diajarkan. Sementara dari sisi sosial, puasa dapat meningkatkan rasa empati dan solidaritas dengan sesama, serta memperkuat hubungan sosial dengan keluarga, teman, dan kolega.

Namun sayangnya, meskipun puasa yang esensinya untuk pengendalian, pada kenyataannya kita cenderung lebih konsumtif selama bulan puasa. Sifat konsumtif merujuk pada kecenderungan seseorang untuk membeli dan mengonsumsi barang dan jasa dalam jumlah yang berlebihan atau di luar kemampuannya.

Padahal sifat konsumtif dapat berdampak negatif pada kehidupan seseorang, baik dalam hal Kesehatan finansial, kesehatan mental, maupun lingkungan. Misalnya, pengeluaran yang berlebihan dapat menyebabkan masalah finansial, stres, dan kecemasan, sedangkan konsumsi yang berlebihan dapat menyebabkan masalah kesehatan dan limbah yang berlebihan pada lingkungan.

Menurut hasil proyeksi Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI), transaksi di pusat perbelanjaan meningkat sampai 30 persen selama Ramadan dan Lebaran 2023 ini.