Prof. Frans J. S Wijsen, salah satu professor emeritus in the Department of Empirical and Practical Religious Studies di Universitas Radboud yang menerima kedatangan Tim Riset UIN Malang mengatakan bahwa
“Universitas Radboud awalnya didirikan dengan nama Universitas Katolik dengan misi mempromoiskan emansipasi umat Katolik di Belanda, tapi kini Radboud sangat terbuka dengan agama apapun, tak terkecuali agama Islam”.
Lebih lanjut, Frans juga mengatakan “kita memiliki code of conduct atau kode etik berperilaku yang ditetapkan oleh dewan eksekutif sebagai basic value of our society di Radboud University.
Beberapa nilai yang ada pada code of conduct, adalah respect to each other, social safety not only in religion but in another aspect, memfasilitasi semua kebutuhan mahasiswa dengan tidak memandang agama, dan masih banyak nilai-nilai lainnya yang sesungguhnya nilai tersebut juga diajarkan di agama Islam”.
Pandangan lain disampaikan Fr. Joseph Geelen, salah satu pendeta dan koordinator tempat beribadah bagi semua agama di Radboud University. Dia melihat bahwa moderasi beragama adalah bagian dari moderasi itu sendiri, yaitu sikap dan praktik untuk respect kepada orang lain dan menjamin agar setiap orang harus merasa bebas bersuara dan bebas mempunyai pilihan.
“Moderasi beragama dijadikan sebagai proses pertemuan lintas agama, seseorang perlu memiliki aturan agar tidak melintasi batas, perlu menaati rambu-rambu lalu lintas agar saling menjaga kepentingan satu dengan yang lainnya,” kata Josep.
Anggota Peneliti lainnya, Devi Pramita, M.Pd.I, Sekretaris Program Studi S1 Manajemen Pendidikan Islam berharap riset yang dilakukan pada tanggal 3-8 Maret 2023 di Radboud University bisa memberikan dampak positif bagi para pembuat dan pengambil kebijakan di kalangan UIN Malang secara khusus untuk menyusun model implementasi moderasi beragama dengan melihat berbagai pengalaman praktis lintas universitas di dunia.
Devi menegaskan bahwa riset ini akan memberikan pelajaran penting bahwa semua orang dengan identitas berbeda dapat tumbuh bersama dengan nilai human being dan dignity of humanity. “Dasar negara Indonesia sudah memberi fundasi filosofis tepat bagi nilai moderasi yang bersifat mendasari bagi kehidupan sosial yang menghargai nilai kemanusiaan untuk tumbuh Bersama”, katanya. (din/min)