Kantor Inspektorat Jatim Senilai Rp 54 Miliar Diresmikan Gubernur

Kantor Inspektorat Jatim Senilai Rp 54 Miliar Diresmikan Gubernur
Didampingi Sekdaprov Adhy Karyono, Gubernur Jatim Khofifah menandatangani prasasti Masjid Al Firdause Kantor Inspektorat Provinsi Jatim, Jumat (31/3/2023)

SIDOARJO (Wartatransparansi.com) – Gubernur Khofifah Indar Parawansa meresmikan gedung baru Inspektorat Provinsi Jawa Timur dan masjid Al Firdaus di jalan raya Bandara Juanda No.8 Sidoarjo, Jumat (31/3).

Pembangunan gedung kantor inspektorat Provinsi Jawa Timur ini masuk dalam perencanaan yang dilaksanakan pada tahun 2019. Berdiri diatas lahan seluas 6.624 m2 yang terdiri dari 6 lantai. Gedung tersebut dibangun dalam 3 tahap pengerjaan yang memakan waktu kurang lebih 3 tahun. Total biaya pembangunan mencapai Rp 54 Milyar.

Tentu kantor baru semangat baru, kinerja baru, semua bisa berseiring dengan maksimalisasi seluruh kinerja dan pelayanan kita untuk bisa memaksimalkan pembangunan di Jawa Timur, kata Gubernur Khofifah dalam sambutannya.

Peresmian tersebut ditandai dengan penandatanganan batu prasasti untuk Masjid Al Firdaus dan prasasti untuk gedung Inspektorat Prov Jatim.

Khofifah memberikan apresiasi atas kinerja inspektorat dalam mengawal akuntabilitas kinerja Pemprov Jatim hingga mendapatkan apresiasi dari KPK, BPK, dan BPKP.

Sebagai informasi, Inspektorat Jawa Timur memperoleh nilai 73,11 di penilaian Indeks Integritas Inspektorat yang dilakukan oleh KPK. Angka ini termasuk ke dalam 10 besar Inspektorat di Indonesia. Selain itu, BPK RI juga memberikan apresiasi karena berhasil mengawal WTP hingga 11 kali.

Plt. Inspektur Provinsi Jawa Timur Helmy Perdana Putera mengatakan, Gedung Inspektorat tersebut dibangun mulai tahun 2019 dengan anggaran sekitar Rp54 miliar. Di mana, dana tersebut dilokasikan pada PU Cipta Karya.

Helmy menyebut bahwa gedung inspektorat ini dilengkapi dengan empat penopang yang melambangkan empat pilar pengawasan. Yakni soliditas, integritas, mentalitas, serta profesionalisme.

Kalau keempat pilar ini kurang di antaranya, maka akan jatuh. Tanpa keempatnya, pengawasan tidak akan ada artinya,jelasnya.

Selanjutnya, Helmy juga menerangkan bahwa gedung yang baru ini dilengkapi dengan digitalisasi sistem. Sehingga, perwujudan layanan akan lebih efektif. (*)