Keenam yaitu kontrak bisnis antara UKM Namirah Ecoprint dengan pelaku usaha Jeddah untuk batik ecoprint di tahun 2023 hingga 2024 dengan nilai 100.000 USD.
Dan terakhir yaitu kontrak bisnis untuk kripik pisang dari UKM Jatim Aira Food ke pelaku usaha Jedda Abdullah Maula Danilah untuk tahun 2023 dengan nilai 170.000 USD.
“Ada pernyataan dari Managing Director IMF bahwa di tahun 2023 ekonomi dunia akan gelap menuju suram. Kita optimis dan tidak ingin hal itu terjadi. Maka upaya membuka market, mendorong ekonomi tumbuh, adalah prioritas yang kami lakuka agar hal itu tidak sampai terjadi,” tegasnya.
“Dan yang kita sasar untuk bisa tumbuh adalah UKM agar mereka tetap survive memperluas market.
Dan yang terpenting karena UKM Jatim berkontribusi 57,81 persen untuk PDRB Jatim,” tandasnya.
Lebih lanjut dalam kesempatan itu Gubernur Khofifah memastikan bahwa pelaku usaha yang berinvestasi, kerjasama maupun berdagang dengan Jatim tidak akan merasa kecewa dan dijamin akan menguntungkan. Terutama karena kondisi ekonomi Jatim sangat progresif dan impresif.
Di sisi lain, Konsulat Jenderal RI untuk Jeddah Ekk Hartono menyambut baik kedatangan rombongan Pemprov Jatim yang melakukan penjajakan bisnis dengan Jeddah.
Menurutnya tren perdagangan Indonesia ke Jeddah sejauh ini sangat tinggi. Sehingga ia optimis bahwa kegiatan ini akan mendongkrak ekspor produk Jatim ke Jeddah.
Dalam kesempatan ini kami mengundang 40 pengusaha lokal setempat untuk melakukan penjajakan peluang kerjasama dengan pelaku usaha Jatim. Insya allah kegiatan ini akan meningkatkan produk UKM Jatim masuk ke pasar Jeddah dan Arab Saudi, tegasnya.
Pihaknya pun berkomitmen untuk mendukung dan memberikan support demi kelancaran dengan perdagangan antara Jatim dengan Jeddah Arab Saudi. Sebab dengan peningkatan perdagangan tersebut tentu akan meningkatkan ekspor Indonesia ke Arab Saudi. (*)