Surabaya (WartaTransparansi.com) – Peringatan Hari Guru Nasional yang jatuh pada 25 Nopember 2022, menjadi momen penting untuk mengingat kembali, peran tenaga pendidik dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.
Berdasarkan penelitian, keberhasilan pendidikan sangat ditentukan oleh Guru 60%, Sarana-prasarana 15%, serta Kurikulum dan management 25%.
Dalam mendukung keberhasilan ini, Inovasi pembelajaran sangat dinantikan dari guru untuk menyikapi perubahan dan tantangan zaman yang semakin dinamis. Suksesnya prestasi siswa juga bergantung dari inovasi dan kreatifitas guru dalam menghidupkan pembelajaran
Khusus di Jawa Timur, untuk memacu inovasi dan kreatifitas guru, Pemprov Jatim melalui Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim memberikan wadah melalui program GTK Creative Camp (GCC).
Ada 10 bidang lomba dalam program bergengsi tingkat provinsi yang digelar tiap tahun. Para guru dan tenaga kependidikan unjuk dan asah inovasi dibidang Penulis Buku, Video Tourism, Kewirausahaan, Film Pendek, Fashion, Pembelajaran Berbasis IT, Desain Grafis, Daur Ulang, Inovasi Kompetensi Kepala Sekolah dan bidang lomba Optimasi Peran Pengawas Sekolah.
Dikatakan Gubernur Khofifah Indar Parawansa, Program GCC ini menjadi oase baru dalam dunia pendidikan pasca pandemi Covid-19. Utamanya untuk memacu semangat guru dalam menelurkan ide-ide inovatif dan kreatif. Apalagi, antusiasme guru dalam mengikuti kegiatan ini mencapai 18.338. Jumlah ini meningkat signifikan (190 persen) dibanding tahun 2020 yang hanya diikuti oleh 4.983 peserta, dan tahun 2021 meningkat 27,09% atau 6.333 peserta.
Sebagai upaya peningkatan kualitas pendidikan, lanjut Khofifah selain meningkatkan kompetensi guru dan pemenuhan sarana prasarana. Pemeratan guru juga sangat berperan. Untuk menjangkau ini, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur membangun aplikasi A-GTK untuk memetakan guru sesuai kebutuhan.
“Adanya A-GTK ini menjadi kebijakan atau dasar jika ada usulan mutasi baik antar provinsi maupun antar kabupaten/kota. Pemerataan juga dilakukan di daerah 3T (terluar, tertinggal dan terdalam), atau daerah Kepulauan, Pegunungan, dan Pedalaman. Sehingga tidak ada sekolah yang tidak ada PNS nya. Artinya jika semua guru merata, maka yakin kualitas pendidikan di semua wilayah di Jatim akan bagus,” tegas Khoffiah.
Gubernur perempuan pertama di Jatim ini menyebut sudah lebih dari 3.000 guru dipetakan melalui A-GTK.
“Dengan pemerataan guru ini diharapkan dapat memberikan layanan pendidikan untuk semua masyarakat di Jawa Timur,” terangnya.
Sementara itu, ditambahkan Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur, Wahid Wahyudi saat ini para guru sudah termotivasi untuk bangkit lebih maju. Terbukti prestasi-prestasi yang diraih meliputi minat guru Jatim belajar TIK tertinggi di Indonesia tahun 2021.