“Yang paling penting lagi itu, murid di Surabaya harus menjadi anak yang berkarakter. Jangan sampai, anak itu menjadi jadi pintar, tapi tidak memiliki karakter,” tandasnya.
Sementara itu, Kepala Dispendik Surabaya, Yusuf Masruh menyampaikan, di peringatan Hari Guru Nasional dan HUT Ke 77 PGRI tahun 2022 ini, akan mengubah beberapa hal. Antaranya, soal penambahan bangunan sekolah dan mengubah jam belajar.
“Kemarin kan sudah ada pendidikan karakter. Nah, untuk saat ini itu ada sekolah yang mempunyai jadwal belajar mengajar dua shift pagi dan siang, nanti kita ubah menjadi satu shift. Karena kalau dua shift, itu akan mempengaruhi psikologi dan kesehatan, serta kualitas belajar murid,” ucap Yusuf.
Di kesempatan sama, Ketua PGRI Surabaya, Agnes Warsiati menyampaikan, seminar ini adalah kesempatan emas bagi para guru di Kota Pahlawan. Selain meningkatkan kualitas pendidikan, juga dijadikan bekal para murid di masa depan.
Agnes juga menyampaikan terima kasih kepada Cak Eri Cahyadi, telah memberikan fasilitas dan mendukung para guru untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Surabaya menjadi lebih baik lagi. “Terima kasih Pak Wali Kota, telah memberikan support kepada kami (para guru) untuk bersama – sama menjadi maju, kreatif, bermartabat, humanis dan berkualitas,” ujarnya.
Seminar menghadirkan sejumlah narasumber. Antaranya, Plt Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud-Ristek) RI, Nunuk Suryani, Kepala Dispendik Kota Surabaya, Yusuf Masruh, Ketua PGRI Kota Surabaya, Agnes Warsiati, dan diikuti 400 guru serta lainnya melalui daring. (*)