Selain itu, yang dapat disinergikan ke depannya adalah tim yang terjun ke lapangan. Menurutnya, di BKKBN itu ada tim pendamping keluarga yang jumlahnya ada sekitar 6 ribuan di Kota Surabaya. Sedangkan di Kota Surabaya sudah ada namanya Kader Surabaya Hebat (KSH).
“Nah, antara tim pendamping keluarga dan Kader Surabaya Hebat ini harus saling bekerjasama dan gotong royong di bawah, karena tujuannya sama untuk mengurangi stunting,” tegasnya.
Sementara itu, Wali Kota Eri juga menyampaikan terima kasih kepada Kepala BKKBN Pusat beserta rombongannya yang sudah menyempatkan waktunya untuk berkunjung ke Surabaya. Ia memastikan akan terus berkomunikasi dengan BKKBN Pusat untuk mendapatkan bimbingan dalam rangka menuju zero stunting di Kota Surabaya.
“Kami memang butuh datanya BKKBN soal stunting di Surabaya, sehingga kami bisa cek dan bandingkan dengan data kami, makanya kami juga minta Kadinkes untuk meminta data itu kepada BKKBN,” kata Eri.
Ke depan, ia juga berharap antara Kader Surabaya Hebat bisa berkolaborasi dengan Tim Pendamping Keluarga yang dari BKKBN. Apalagi, sebagian itu memang beririsan.
“Melalui kolaborasi dan bimbingan terus dari BKKBN pusat, kami yakin akan bisa menekan angka stunting di Surabaya, sehingga Surabaya zero stunting bisa tercapai,” katanya. (*)