SURABAYA (WartaTransparansi.com) – Masih banyaknya masyarakat terjerat pinjaman rentenir itu betul, BUMDesa baru sekian persen dari jumlah dari empat ribu sekian kemiskinan ekstrem.
“Karena usaha di bawa mikro masih terjerat rentenir, sehingga kemiskinan di sektor UMKM masih banyak. Kalau kita tidak bisa membasmi rentenir, paling tidak mengurangi masyarahat yang usaha di bawah mikro dapat bantuan kredit murah,” kata Ketua Bappeda Jatim, Dr M Yasin dalam FGD di Ballroom PWI Jatim.
Respon cepat dan kepekaan ibu Gubernur, kata Yasin, sudah dilakukan. Bahkan selalu cepat dengan tanpa memperhatikan waktu dan tempat.
“Peristiwa banjir di Jember dan musibah di beberapa tempat, sering kali datang di lokasi menjelang pagi dan langsung pagi-pagi berdialog dan mendata keadaan di lapangan,” katanya, Selasa (15/2/2022).
Yasin menjelaskan, walaupun konsentrasi15 kantong kemiskinan, tetapi OPD menganggarkan 38 Kab/Kota dengan prosentase (60/40) 60 persen konsentrasi pada daerah kantong kemiskinan, dan 40 persen pemerataan di daerah lain.
Oleh karena itu, lanjut dia, keberlanjutan program sangat penting, dan setiap program Provinsi ibu Gubernur meminta harus ada pendamping desa kontinyu mengawasi dan mendata proses keberlanjutan dari program.
Mengenai Jatim sebagai Provinsi Agro dalam tema Ana pembangunan jangka panjang (RPJP) sampai tahun 2025 tetap tidak berubah, dan belum ada wacana perubahan, termasuk agro kemaritiman.
Dr Airlangga Pribadi memberikan pandangan berbeda bahwa ke depan
kebersamaan baru dalam program era digitalisasi dengan proses transformasi digital, peran pemerintah sangat penting mendorong dan mendukung proses perubahan ini.
Masih banyak persoalan yang muncul, ada istilah bahwa 3 tahun sedang melaksnakan janji-janjinya
“Memang tidak bisa memuaskan semua pihak, yang penting pondasi pembangunan yang eksklusif dan seimbang dalam upaya menyelesaikan kemiskinan sudah dilaksanakan,” tandasnya.
Sektor agro di desa cukup kuat, sehingga semua persoalan dapat diselesaikan secara bertahap.
Pola kepemimpinan Khofifah – Emil, sosok kepemimpinan yang merakyat dan populis, tetapi mampu menggabungkan dengan kemampuan model kepemimpinan lain, sehingga saling melengkapi.
Bahkan, menurut dia, pola komunikasi politik, terutama Gubernur menunjukkan bahwa setiap tampilnya Khofifah selalu mempunyai konten kuat terkait dengan pembangunan Jatim. “Kontennya efektif terkait dengan tugas pembangunan dan prestasi di Jatim,” ujarnya.
Setelah 3 tahun memimpin, kata Angga, sebagai masukan ialah perlunya kolaborasi yang kuat masyarakat sipil dan kalangan akademisi, bahwa pemerintah (negara) perlu memperkuat kalangan expert (akademisi) dalam upaya bagaimana mendorong ekonomi dan kesehatan berjalan sama-sama baik. (JT)