KALLANG (WartaTransparansi.com) – Indonesia harus puas untuk membuat rekor sebagai tim terbanyak lolos ke babak final atau menjadi runner up kekeenam kalinya Piala AFF. Hasil itu setelah hanya bermain imbang 2-2 menghadapi Thailand di leg kedua final Piala AFF 2020 di Stadion National Singapura, Sabtu (1/1/2022).
Dengan hasil imbang 2-2 tersebut membuat tim asuhan Shin Tae-yong pun kalah agregat 6-2 setelah di leg pertama final, Rabu (29/12/2021) kalah 4-0. Sebaliknya, bagi Thailand sukses juara tahun ini keluar sebagai juara Piala AFF 2020 menjadi juara keenam kalinya. Menjadi raja sepakbola Asia Tenggara dengan 6 kali trofi juara, disusul Singapura dengan 4 kali juara dan Vietnam 2 kali juara.
Kesuksesan tim asal Negeri Gajah Putih itu semakin lengkap dengan terpilihnya kapten tim Chanathip Songkrasin sebagai pemain terbaik sekaligus juga top skorer. Sebagai pemain terbaik dia berhak atas trofi dan uang Rp 5000 USD. Sedangkan sebagai top skorer bersama dengan rekan setimnya, Terassil Dangda, mendapat sepatu emas dan uang Rp 2.500 USD.
Timnas Thailand sendiri selain menerima Piala bergilir AFF, juga mendapat hadiah uang 300 ribu USD. Sebaliknya, Indonesia yang berada di peringkat kedua berhap atas medali perak dan hadiah uang 100 ribu USD. Selain itu, pemain timnas Evan Dimas terpilih sebagai pemain paling Fair Play. Untuk seminalis, Vietnam dan Singapura masing-masing berhak atas hadiah uang 50 ribu USD.
Jalannya pertandingan leg kedua final kali ini, Timnas Indonesia mencetak gol melalui Ricky Kambuaya (7′) dan Egy Maulana Vikri (80′). Sementara, dua gol Thailand hadir melalui Adisak Kraisorn (54′) dan Sarach Yooyen (56′). Dalam pertandingan ini, Indonesia tak diperkuat oleh Elkan Baggott, Victor Igbonefo, Rizky Dwi, dan Rizky Ridho. Karena keempat pemain itu dilarang bermain oleh Pemerintah Singapura setelah dianggap melanggar sistem bubble Prokes Covid-19 di Piala AFF 2020.
Atas keputusan Pemerintah Singapura itu, PSSI sudah melayangkan protes yang melarang empat pemain skuad “Garuda” bermain. “Kami tidak habis pikir dengan pemerintah Singapura terkait kejadian ini. Kami sudah mendapatkan denda dari AFF karena empat pemain tersebut melanggar aturan ‘bubble’ pada 23 Desember lalu. Kami sudah membayar denda itu. Kenapa sekarang secara mendadak mereka menghukum pemain dengan tidak boleh bertanding?” ujar Sekretaris Jenderal PSSI Yunus Nusi.
Menurut Yunus, pemberitahuan soal sanksi tersebut baru disampaikan pemerintah Singapura kepada PSSI pada Jumat (31/12) malam melalui Kepala Singapore Sport Institute, Su Chun Wei.
Keempat pemain timnas Indonesia yang disebutkan di atas dinyatakan tidak mematuhi regulasi gelembung (bubble).
Yunus Nusi menganggap keputusan pemerintah Singapura aneh. Menurut dia, kesalahan dilakukan pada 23 Desember, tetapi Elkan dan Rizky Ridho bisa berlaga pada leg pertama final, Rabu (29/12). Tidak ada pula masalah dengan dua pemain lain ketika itu. (sr)