Refleksi Hari Pahlawan 2021
KOTA Surabaya, hari ini 10 November 2021 telah genap 76 tahun mendapat sebutan sebagai Kota Pahlawan. Itu karena perjuangan ribuan pejuang ketika mempertahan kemerdekaan dari serbuan Pasukan Sekutu, dengan pimpinan tentara Inggris, berperang “hidup mati”.
Merefleksi Hari Pahlawan 2021, bahwa makna pahlawan zaman peperangan “hidup mati” ketika membela dan mempertahankan kemerdekaan dari serbuan penjajah, berbeda dengan sekarang. Sebab, nilai perjuangan tempo dulu dan masa kini memang berbeda jauh.
Mengapa? Karena hari ini ketika dunia berperang melawan internet dengan jutaan aplikasi, dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi digital, maka perang dunia menjadi perang informasi.
Pinjaman online (Pinjol) baru saja menjadi topik, dekadensi moral mengguna internet dan digital, di tengah modernisasi teknologi smartphone dengan berbagai sentuhan perubahan sangat dahsyat dan menjanjikan, tiba-tiba saja Pinjol menjadi “rentenir internet”. Bahkan “Syetan Rentenir”.
Media sosial menjadi perang Informasi perdagangan juga informasi menyesatkan, sehingga berita atau kabar hoaxs sudah bukan asing lagi di mata dan telinga ratusan juta warga negara, dari generasi tua hingga anak anak balita yang sudah bergelut dengan gadget.
Perang informasi masa kini, justru lebih dahsyat dan lebih menghancurkan sendi-sendi kebangsaan dan keagamaan, karena peperangan hanya dalam hitungan menit dan detik langsung ke sasaran paling vital, otak dan hati.
Bahkan, perang informasi di Indonesia dan dunia sudah mengganggu demokrasi kerakyatan juga kebangsaan. Dimana suara Tuhan diubah menjadi suara digital.
Perang informasi sudah merasuk tulang sumsum hampir semua manusia seluruh jagad raya ini. Hampir semua sudah, dan bukan rahasia lagi bahwa memenangkan “perang informasi” berarti memenangkan perang abad ini.
Al-Quran dan Informasi
Begitu penting dalam komunikasi antar manusia, maka Allah mengingatkan tentang kebenaran suatu informasi. Juga mengingatkan tentang perintah membaca dengan sungguh-sungguh.
Sebagaimana firman Allah; “Hai orang-orang beriman, jika datang kepada kamu seorang fasik membawa suatu berita, maka bersungguh-sungguhlah mencari kejelasan agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa pengetahuan yang menyebabkan kamu atas perbuatan kamu menjadi orang-orang yang menyesal.” Surat Al-Hujurat (ayat 8).
Bahwa informasi dari mana saja, apalagi berasal dari sumber tidak jelas dan tidak dapat dipertanggungjawabkan, maka diperintahkan membaca dengan sungguh-sungguh. Bukan sekedar membaca “lucu dan mengandung firnah”, kemudian dishare atau dibagikan.
Bahkan, diperintahkan melakukan konfirmasi untuk menguji kebenaran dan kepatutan informasi. Apakah pantas juga wajar untuk dibaca atau disebarkan ke khalayak ramai.
Sebagaimana firman Allah; “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. Surat QS. Al-‘Alaq (ayat ; 1-5)
Menurut seorang pakar tafsir kontemmporer, Prof. Dr. Quraisy Syihab, ‘iqra’ terambil dari kata menghimpun. Dari menghimpun lahir aneka makna seperti menyampaikan, menelaah, mendalami, meneliti, mengetahui ciri sesuatu, dan membaca baik teks tertulis maupun tidak. Dalam ayat yang lain, Allah SWT memuji kepada hambanya yang memikirkan penciptaan langit dan bumi. Bahkan banyak pula ayat-ayat al-Qur’an yang menyuruh manusia untuk meneliti dan memperhatikan alam semesta.
Katakanlah: “Perhatikanlah apa yang ada di langit dan di bumi. Tidaklah bermanfaat tanda kekuasaan Allah dan rasul-rasul yang memberi peringatan bagi orang-orang yang tidak beriman. ” Surat Yunus ; ayat 101)
Dalam ayat ini Allah menjelaskan perintah Nya kepada rasul Nya agar dia menyuruh kaumnya untuk memperhatikan dengan mata kepala mereka dan dengan akal budi mereka segala yang ada di langit dan di bumi.
Mereka diperintahkan agar merenungkan keajaiban langit yang penuh dengan bintang-bintang, matahari dan bulan, keindahan pergantian malam dan siang, air hujan yang turun ke bumi, menghidupkan bumi yang mati, menumbuhkan tanam-tanaman, dan pohon-pohonan dengan buah-buahan yang beraneka warna dan rasa.
Hewan-hewan dengan bentuk dan warna yang bermacam-macam hidup diatas bumi, memberi manfaat yang tidak sedikit kepada manusia. Demikian pula keadaan bumi itu sendiri yang terdiri dari gurun pasir, lembah yang terjal, dataran yang luas, samudera yang penuh dengan berbagai ikan yang semuanya itu terdapat tanda-tanda keesaan dan kekuasaan Allah SWT bagi orang-orang yang berfikir dan yakin kepada penciptanya.